Ahad 22 Nov 2015 00:02 WIB

Semudah Ini Gula Dikonsumsi Berlebihan dalam Sehari

Rep: C01/ Red: Indira Rezkisari
Dorongan untuk melarang iklan makanan dan minuman bergula tinggi dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Foto: wikimedia
Dorongan untuk melarang iklan makanan dan minuman bergula tinggi dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, Batas maksimal konsumsi gula dalam satu hari ialah 10 persen dari kalori harian. Demikian rekomendasi US FDA, atau badan pengawasan pangan dan obat Amerika. Hanya saja, berbagai makanan ringan dan minuman kaleng yang biasa dikonsumsi masyarakat menyimpan banyak kandungan gula yang jarang diperhatikan.

Jika dijabarkan, jumlah maksimal gula yang seharusnya dikonsumsi orang berusia di atas tiga tahun hanyalah sebanyak 50 gram atau sekitar 12,5 sendok teh per hari. Sedangkan jumlah gula yang terdapat dalam minuman soda kaleng hampir sama besar dengan batas maksimal tersebut.

Di samping minuman soda kalengan, kandungan gula juga tersebar di berbagai jenis makanan yang biasa dijual di minimarket. Sebut saja biskuit, permen, hingga berbagai jenis minuman botolan yang berbalut label 'menyehatkan'.

(baca: Gula Kopi Starbucks Lebihi Aturan Kesehatan)

Tak berhenti di situ, kandungan gula juga dapat ditemui dengan mudah dalam makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Makanan tersebut di antaranya roti, saus tomat, saus pasta, buah kalengan hingga dressing untuk salad, makanan yang dicap sehat.

"Sangat banyak gula yang tersembunyi dalam makanan-makanan kita, tidak hanyadi dalam permen," ujar anggota Dietary Guidelines Advisory Committee sekaligus Profesor Nutrisi dan Epidemiologi di Harvard, Frank Hu.

Direktur Center for Food Safety and Applied Nutrition di US FDA, Susan Mayne, mencontohkan, dalam satu botol minuman yogurt, terdapat gambar bluberi dan stroberi pada labelnya. Susan mengatakan bisa jadi yang terkandung dalam botol yogurt tersebut bukanlah buah yang banyak, produk susu dan sedikit gula. Melainkan sebaliknya, yaitu mengandung sedikit buah dan banyak sekali gula.

"Dan sayangnya, pelanggan tidak bisa membedakan keduanya (mana produk yang benar mengandung buah dan mana yang hanya didominasi gula)," jelas Susan, dikutip dari New York Times.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement