Senin 05 Oct 2015 08:30 WIB

Diet tidak Makan, Baguskah?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Menurunkan berat badan tidak semata mengurangi asupan makanan, ada faktor lain yang memengaruhi keberhasilan diet.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menurunkan berat badan tidak semata mengurangi asupan makanan, ada faktor lain yang memengaruhi keberhasilan diet.

REPUBLIKA.CO.ID, Demi tubuh ideal, banyak perempuan rela melakukan berbagai diet. Mulai dari obat kurus, diuretik, mogok makan, juga kosmetik. Manakah diet yang paling bagus?

Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr dr Inge Permadhi MS SpGK mengatakan, berbagai macam diet tersebut tidaklah sehat. Misalnya, obat kurus dan diuretik. Itu sangat berbahaya. Entah obat yang mengeluarkan cairan di dalam tubuh atau obat yang sebabkan diare. “Itu berbahaya,” ujarnya.

Ada lagi yang melakukan diet //skip// atau tidak makan. Mereka melakukan puasa. Padahal, menurut Inge, makan itu sangat penting dilakukan. Pagi, siang, dan malam jangan sampai melewatkan makan. “Turunkan berat badan bukan berarti //skip// makan,” jelasnya.

Mengapa tidak boleh? Karena, menurut Inge, jika sudah //skip// makan pagi, maka makan siang akan kalap. Makan yang banyak. Atau, makan malam dilewati, tapi giliran sarapan, dia balas dendam.

Selain itu, orang yang ingin menurunkan berat badan harus meningkatkan metabolisme tubuh. Tapi, bagaimana metabolisme tubuh mau naik jika kita tidak makan. “Orang yang //skip// makan tidak bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Berat badan tidak bisa turun. Sebab, diet harus dengan metabolisme tubuh yang baik,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement