Ahad 02 Aug 2015 00:39 WIB

Waspada Kanker Paru, Mari Kenali Gejalanya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Faktor genetik menyebabkan orang Asia lebih rentan mengidap kanker paru.
Foto: Prayogi/Republika
Faktor genetik menyebabkan orang Asia lebih rentan mengidap kanker paru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati hari kanker paru dunia yang jatuh setiap 1 Agustus, kasus kematian akibat penyakit ini masih tinggi. Masyarakat perlu mengenali gejala kanker paru agar segera mendapat pengobatan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada beberapa gejala penyakit ini. Pertama, perubahan jenis dahak. Kedua, nyeri dada atau punggung.  Kemudian batuk darah dan sulit menelan.

Untuk memastikan penyakit ini, kata dia, pemeriksaan yang dilakukan diantaranya anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kemudian foto rontgen, CT dan PET scan. Pengujian yang lain adalah bronkoskopi dan biopsi jarum.  “Menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini akan amat berperan untuk keberhasilan pengobatan,” ujarnya, Sabtu (1/8).

Untuk menekan kasus kanker paru di Tanah Air, pihaknya mengaku melakukan lima hal. Pertama, penanggulangan masalah merokok. Kedua, penyuluhan kesehatan. Ketiga, penyediaan alat diagnostik‎ dan modalitas terapi. Empat, penyiapan tenaga ahli. “Terakhir, sistem pembiayaan kesehatan dengan jaminan kesehatan nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” ujarnya.

Perkiraan organisasi kesehatan dunia (WHO) tentang 10 penyebab kematian di dunia tahun 2015 menunjukkan bahwa kanker paru, trakea, dan bronkus merupakan penyebab kematian ketujuh di dunia. Kematian akibat kanker paru di dunia lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker seperti payudara, usus besar (kolon), dan prostat,” katanya.

Dia menjelaskan, satu dari lima kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru, dan setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta‎ kasus kanker paru baru di dunia. Data otopsi verbal dari 4.014 kematian di Indonesia mendapatkan tumor ganas ini sebagai penyebab kematian ketujuh di Indonesia. Walaupun data penelitian SRS pada 41.590 kematian ternyata mendapatkan bahwa tumor ganas tidaklah masuk 10 besar penyebab kematian di Tanah Air.

“Faktor risiko kanker ini diantaranya kebiasaan merokok yang memiliki korelasi sekitar 70 persen kematian akibat kanker paru,” ujarnya.

Kemudian mempunyai penyakit paru lain seperti emfisema, bronkitis kronik, PPOK dan Tuberkulosis juga meningkatkan risiko terkena kanker paru. Riwayat keluarga yang juga menderita kanker paru, serta pernah mengalami kanker di alat tubuh lain. Bahan lain yang juga faktor risiko penyakit ini adalah radon, asbestos, arsenik, berilium, uranium, dan riwayat radiasi. Risiko mendapat kanker paru meningkat dengan pertambahan usia. Laki-laki lebih sering menderita kanker ini dibandingkan perempuan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement