Rabu 08 Jul 2015 10:18 WIB
Pembalut Berklorin

Video Ini Tunjukkan Perbedaan Pembalut Aman dan Pembalut Berbahaya

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Pembalut Wanita (Ilustrasi)
Foto: Google
Pembalut Wanita (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Andrea Donsky, pendiri NaturallySavvy, sebuah situs natural organik di Amerika Serikat mencoba menunjukkan perbedaan pembalut organik dengan pembalut konvensional yang sering digunakan oleh kaum wanita.

Dia mencontohkan perbedaan dua produk, yaitu Natracare (pembalut organik) dengan Infinity Pad (pembalut konvensional). Pembalut organik terbuat dari 100 persen kapas organik. Ketika dibakar, api pembakarannya lambat dan bersih, hampir tidak ada meninggalkan bekas residu juga asap hitam. Hal ini berbeda dengan Infinity Pad yang komposisi bahannya dirahasiakan. Ketika dibakar, pembalut konvensional ini menghasilkan asap hitam dan residu tebal.

ROLers, teknik ini bisa Anda gunakan di rumah untuk mengetahui apakah pembalut yang Anda gunakan sudah aman atau justru berbahaya. Jika pembalut Anda masuk dalam kategori tidak aman, bisa dipastikan pembalut Anda mengandung dioxin, serat sintetis dan aditif yang membahayakan tubuh.

"Pembalut konvensional bisa berisi empat kantong plastik. Kita semua tahu sifat berbahaya dari bahan kimia plastik. Ini sangat memprihatinkan," kata Donsky.

Bahan kimia plastik, seperti BPA dan BPS mengganggu perkembangan embrio. Ini juga tekait dengan penyakit jantung dan kanker. Pembalut yang mengandung plastik sintetis akan menyerap panas dan kelembaban, dan ini berpotensi untuk pertumbuhan bakteri di area miss-v.

Donsky mengatakan dinding vagina sangat permeabe, sehingga racun-racun bisa dengan mudahnya langsung masuk ke aliran darah. Ia mencontohkan pembalut dengan penetral bau atau mengandung sedikit pafum biasanya dicampur dengan pewarna buatan, poliester, perekat, polyethylene (PET), polypropylene dan propylene glycol (PEG). Itu semua adalah kontaminan penyebab gangguan hormon, kanker, cacat lahir, dan infertilitas.

Video:

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement