Rabu 08 Jul 2015 09:28 WIB
Pembalut Berklorin

Waspada Toxic Shock Syndrome Akibat Pembalut

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Menurut YLKI, di Indonesia belum ada pembalut yang memenuhi semua klasifikasi pembalut yang sehat.
Foto: wikipedia
Menurut YLKI, di Indonesia belum ada pembalut yang memenuhi semua klasifikasi pembalut yang sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pembalut merupakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri. Pembalut yang terbuat dari bahan-bahan berbahaya memungkinkan bakteri menumpuk di dinding miss-v yang akhirnya menyebabkan timbulnya toxic shock syndrome (TSS).

TSS atau disebut pula Streptococcus toxic thock tyndrome adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes.

Bakteri tersebut bisa mengeluarkan racun penyebab timbulnya gejala berupa demam tinggi mendadak, muntah, diare, tekanan darah rendah, kejang, ruam pada telapak tangan atau telapak kaki, nyeri otot, kemerahan pada mata, mulut, dan tenggorokan yang bisa mengakibatkan shock atau kematian.

Andrea Donsky, pendiri NaturallySavvy di Amerika Serikat (AS) memberikan beberapa tips untuk wanita supaya terhindar dari penyakit ini, dilansir dari Huffington Post, Rabu (8/7). Pertama, hindari pemakaian pembalut dengan daya serap super. Pilihlah pembalut dengan daya serap rendah.

Kedua, jangan pernah memakai pembalut yang sama selama satu hari satu malam. Ketiga, jangan pernah menggaruk kulit di area sekitar miss-v untuk menghindari bereaksinya zat-zat berbahaya dalam pembalut ke dalam luka atau iritas kulit bekas garukan.

Keempat, lebih baik menggunakan pembalut dengan bantalan tipis atau mini. Memang, hal ini akan membuat Anda berganti pembalut beberapa kali, namun itu lebih baik untuk kesehatan. Kelima, gantilah pembalut setidaknya setiap 4-6 jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement