Kamis 16 Apr 2015 12:10 WIB

Tiga Opsi Cara Berhenti Merokok

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agung Sasongko
Seseorang merokok elektronik.
Foto: AP Photo
Seseorang merokok elektronik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengungkap untuk mengurangi angka perokok karena dampaknya yang berbahaya untuk kesehatan, pihaknya melakukan beberapa upaya. Diantaranya memperkuat implementasi kebijakan peraturan pemerintah (PP) 109 tahun 2012.

Intervensi berbasis masyarakat untuk pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. “Kami juga melakukan promosi kesehatan, upaya berhenti merokok di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan klinik, kegiatan di sekolah untuk pencegahan perokok pemula,” ujarnya.

Dia menambahkan, ada beberapa cara untuk berhenti merokok. Pertama, tanpa obat atau upaya sendiri. Alternatifnya bisa dengan langsung berhenti total. Atau jumlah konsumsi rokok turun bertahap, lalu berhenti. Opsi ketiga yaitu dengan keadaan khusus seperti peran keluarga, mengalami atau melihat suatu penyakit.

Cara lainnya yaitu melalui psiko sosial antara lain konsultasi, lingkungan bebas asap rokok dan kebijakan publik. Selain itu, bantuan diberikan lewat telepon. Yang tak kalah penting adalah terapi kelompok atau spiritual. Dia menambahkan, ada lima langkah yang harus dilakukan dokter / petugas kesehatan ke semua pasiennya yang dinamakan 5A yaitu ask (bertanya), advise (menyarankan), assess (menilai), dan assist (membantu).

“Menghentikan kebiasaan merokok juga bisa dilakukan dengan obat. antara lain Nicotine replacement therapy (NRT), Antidepressant, bupropion dan ‎nortriptyline,” katanya. Obat Clonidine, yang juga digunakan sebagai salah satu pilihan obat hipertensi.

Artinya, selain untuk mengobati tekanan darah tinggi maka obat ini juga punya peran membantu berhenti merokok. Obat terakhir yaitu Varenicline. Obat ini disebutnya bekerja dalam proses kerja nikotin dan reseptornya.

“Rencananya pada 29 April 2015, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan akan melakukan pertemuan ilmiah berkala akan membahas fakta tembakau, hasil penelitian-tembakau kita‎,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement