Ahad 15 Feb 2015 06:35 WIB

Lemak Jenuh tak Terbukti Sebabkan Sakit Jantung

Rep: c 09/ Red: Indah Wulandari
Daging merah, sumber lemak jenuh.
Foto: AP
Daging merah, sumber lemak jenuh.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Annals of Internal Medicine, Amerika Serikat menunjukkan bahwa ternyata lemak jenuh tidak menyebabkan penyakit jantung.

Selama beberapa generasi ini, lemak jenuh dalam mentega, keju dan daging merah dipercaya harus dihindari karena mampu menyumbat arteri.

Dilansir dari The Wall Street Journal, faktanya, tidak pernah ada bukti kuat mengenai alasan lemak jenuh sebabkan penyakit. Kisah mengenai lemak jenuh yang menyebabkan penyakit jantung dapat ditelusuri kembali ke tahun 50an.

Saat itu, seorang pria bernama Dr. Ancel Keys Benjamin, seorang ilmuwan di Universitas Minessota, menyebarkan keyakinan dan gagasannya bahwa lemak jenuh meningkatkan kolesterol yang akhirnya menyebabkan serangan jantung.

Amerika Serikat yang saat itu tengah menghadapi epidemic penyakit jantung yang sedang berkembang pesat, menerima begitu saja gagasan yang diutarakan oleh Dr. Keys.

Penyakit jantung dalam tiga dekade telah menjadi pembunuh nomor satu di Amerika Serikat. Bahkan Presiden Dwight D. Eisenhower menderita serangan jantung pada 1955.

Sebagai direktur studi gizi terbesar, Dr.Keys memiliki posisi strategis untuk mempromosikan gagasannya tersebut. Ia melakukan studi di tujuh negara dengan sampel 13 ribu orang di Amerika, Jepang, dan Eropa.

Sejumlah kritikus menunjukkan, Dr. Keys melanggar beberapa prosedur penelitian. Salah satunya karena tidak memilih negara yang diteliti secara acak.

Dr. Keys memilih negara sesuai keyakinannya dan mengabaikan negara-negara yang banyak mengonsumsi lemak namun tidak banyak menderita serangan jantung, seperti Swiss, Swedia, dan Jerman Barat.

Pada 1961, jurnal Dr.Keys diterbitkan oleh komite gizi di American Heart Association dan dijadikan pedoman. Lalu Departemen Pertanian Amerika Serikat turut merujuk pada jurnal itu di 1980.

Setelah itu, banyak penelitian lain yang dilakukan mengenai penyebab penyakit jantung. Namun penelitian-penelitian tersebut memiliki masalah metodologis.

Penelitian terbaru akhirnya menunjukkan karbohidrat lebih menjadi penyebab utama penyakit jantung, bukan lemak jenuh. Sejak awal 70an, konsumsi lemak jenuh di Amerika Serikat turun sebesar 11 persen dan konsumsi karbohidrat meningkat 25 persen. Sedangkan angka penyakit jantung masih tinggi.

Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa orang-orang yang memakan banyak karbohidrat memiliki resiko lebih besar terkena penyakit jantung.

Karbohidrat diketahui terpecah menjadi glukosa yang menyebabkan tubuh melepas hormon insulin. Sedangkan kandungan fruktosa dalam buahmemaksa hati melepas trigliserida dalam darah.

Sehingga sebenarnya bukan lemak yang menyebabkan obesitas, diabetes dan penyakit jantung, melainkan karbohidrat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement