Jumat 14 Dec 2012 16:46 WIB

Ini Penyakit yang Perlu Diwaspadai Saat Puncak Musim Hujan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Heri Ruslan
hujan
Foto: ap
hujan

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit yang rentan mewabah di musim hujan.

Imbauan ini disampaikan mengingat musim hujan masih akan berlangsung di sejumlah wilayah hingga Maret 2013 mendatang.

Sebab sejumlah penyakit rentan berkembang pada lingkungan dengan kualitas buruk, akibat dampak curah hujan yang cukup tinggi. ''Seperti diare, antraks, leptospirosis, demam berdarah dengue (DBD), malaria serta cikungunya,'' papar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, dr Anung Sugihantono, Jumat (14/12).

Upaya antisipasi ini, jelasnya, dapat dilakukan dengan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal serta penerapan pola hidup sehat. Dengan lingkungan hidup yang bersih dan sehat, setidaknya akan mampu mengurangi risiko berkembangnya penyakit ini.

Anung mencontohkan, dampak lain musim hujan adalah meningkatnya tempat- tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyebaran pengakit DBD dan Cikungunya. ''Peningkatan jumlah vektor ini berpotensi meningkatkan penularan hingga dapat menjadi kejadian luar biasa (KLB),'' jelasnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, masih jelasnya, telah mengambil langkah- langkah guna mengantisipasi KLB penyakit yang berpotensi berkembang pada musim hujan ini. Antara lain meningkatkan kewaspadaan dini dengan pemetaan daerah kumuh yang memiliki potensi terhadap endemis penyakit.

Dinkes juga telah melaksanakan berbagai penyuluhan serta sosialisasi kewaspadaan terhadap resiko penyakit yang rentan berkembang dan mewabah tersebut. Salah satunya dengan merealisasikan hasil survei mawas diri dan musyawarah desa/kelurahan

Antara lain terhadap pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan menguras, menutup dan menimbun (3M) plus, secara rutin sepekan sekali dengan dukungan masing- masing kecamatan, kelurahan, RT/ RW serta dasawisma. Dinkes juga telah meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dengan upaya ini.

Tak lupa sekolah- sekolah, perkantoran dan tempat- tempat umum, tempat tempat ibadah, tempat usaha serta para pemilik lahan kosong untuk menggelar PSN serta sosialisasi aplikasi repelen (obat oles pencegah gigitan nyamuk) kepada masyarakat, khususnya sub populasi berseiko tinggi seperti bayi balita dan anak.

''Termasuk menyiapkan layanan fogging fokus dan larvasidasi apabila terjadi kasus penularan DBD di wilayah yang memenuhi persyaratan fogging terfokus,'' imbuh Anung.

Khusus untuk antisipasi terhadap kesiapan bencana alam, jelasnya, Dinkes Jawa Tengah telah menyiapkan seluruh jajaran kesehatan di Jawa Tengah untuk mengambil langkah- langkah dukungan.

Dalam hal logistik, Dinkes telah menyiapkan tak kurang 1,7 ton makanan pendamping air susu ibu (MP ASI) serta peralatan penjernih air. Demikian pula distribusi logistik obat-obatan dan tenaga kesehatan di daerah rawan bencana alam.

Selain itu juga sudah dilakukan sosialisasi terhadap jajaran kesehatan di rumah sakit kabupaten/ kota agar mampu secara mandiri melakukan langkah penanganan tanpa harus menunggu sampai bantuan datang. ''Termasuk penyiapan rumah sakit lapangan,'' paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement