Senin 23 Jul 2012 10:07 WIB

Ogah Sembelit Saat Puasa, Inilah Jurusnya

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Endah Hapsari
sembelit/ilustrasi
Foto: corbis.com
sembelit/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Beragam jenis makanan yang kita konsumsi setiap hari akan memberikan dampak bagi tubuh kita. Namun, dari semua jenis makanan yang disantap, hendaknya mengandung unsur serat yang berguna bagi tubuh. 

Seperti yang terdapat pada buah, sayuran dan jenis kacang. Terlebih saat berpuasa seperti saat ini lantaran tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama lebih dari 12 jam.

Tanpa keseimbangan serat yang cukup akan terjadi gangguan da lam sistem pencernaan, termasuk sistem pembuangan kotoran atau feses dari tubuh. Masalah yang paling sering dihadapi ada lah kesulitan buang air besar atau sembelit.

Rata-rata konsumsi serat orang Indonesia hanya sekitar 12,5 gram per hari. Padahal kebutuhan serat yang harus dipenuhi, yaitu minimal 25 gram setiap harinya. Serat yang disarankan ialah yang diperoleh dengan mengonsumsi nutrisi yang berimbang. Asupannya bisa dari sayur dan buah sebanyak 50 hingga 60 persen, protein 30 persen, dan lemak 20 persen.

Konsumsi air minum yang cukup juga diperlukan agar kita terhindar jauh-jauh dari sembelit. “Konsumsi serat orang Indonesia masih rendah,” kata ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi FK UI, Saptawati Bardosono yang mengakui penyebab sembelit juga karena kurangnya mengonsumsi makanan berserat.

Makanan berserat mampu menahan air sehingga bermanfaat untuk melembabkan, melunakkan, dan memberikan berat pada feses. Jika kebutuhan serat tercukupi, feses akan keluar dengan normal, dan tidak akan terjadi sembelit. Namun, sayangnya menurut pakar nutrisi, Emilia E Achmadi orang Indonesia masih salah kaprah dalam mengonsumsi buah.

Sebagai contohnya adalah membuang kulit ari pada buah salak dan jeruk. Padahal bagian putih pada jeruk dan salak apabila dimakan akan mampu mencegah sembelit. “Sudah jumlahnya kurang, seratnya malah dibuang, ”katanya.

Sembelit jangan dianggap remeh. Jika berlangsung lama, bisa berakibat fatal. Kotoran yang harusnya keluar secara teratur akan tetap di dalam usus, bisa menyebabkan kelainan di usus tersebut. Mulai dari polip, maag, kembung, wasir, atau bahkan kanker usus besar yang paling parah. Apabila sembelit sudah terjadi, lebih baik diperiksa lebih lanjut ke dokter, agar bisa ditangani dengan tepat.

Pembuangan feses bisa dilakukan dengan obat pencahar yaitu laksatif. Namun, dosisnya harus tepat dan jangan sampai dikonsumsi terus menerus dalam waktu yang panjang. Beberapa obat juga bisa memicu sembelit jika kita mengkonsumsinya kurang tepat.

Seperti obat rematik, obat maag, suplemen zat besi, suplemen kalsium, dan antidiare. Selain itu, minuman yang me ngandung probiotik juga bisa dikonsumsi untuk mencegah sembelit. Bakteri baik dari minuman probiotik ini, akan menjaga usus tetap sehat, jumlah racun dan bakteri jahat berkurang, sehingga pencernaan lancar dan sembelit pun hilang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement