Selasa 21 Dec 2010 19:30 WIB

Ssst...Secangkir Teh Ampuh Atasi Pengaruh Buruk Fast Food

Teh
Teh

REPUBLIKA.CO.ID, Kolesterol dan kalori tinggi dalam makanan siap saji terbukti menyebabkan obesitas dan berbagai gangguan metabolisme dan jantung. Namun tahukan anda dampak tersebut dapat sedikit dikurangi jika dengan meminum teh secara teratur.

Obesitas dan gangguan metabolisme yang terjadi pada mereka yang menyantap terlalu banyak makanan siap saji tentu saja kandungan lemak dan minyak di dalamnya menjadi penyebab utamanya. Tak hanya itu, kandungan garam tinggi juga ancaman terhadap jantung, belum lagi kolesterol yang juga berisiko menyumbat pembuluh darah.

Dalam sebuah studi yang dilakukan pakar dari Universitas Kobe menyatakan konsumsi teh secara rutin bisa mencegah kerusakan sel darah akibat peningkatan kolesterol buruk. Konsekuensi lebih jauh, risiko diabetes tipe 2 pun dapat dikurangi.

Studi yang dipublikasikan di Jurnal Agrikultur dan Kimia Makanan menggunakan 2 tipe teh yakni teh hijau dan teh hitam. Keduanya ternyata memiliki manfaat nyata, namun teh hitam dikatakan memiliki efek perlindungan terhadap jantung lebih besar.

Menurut studi itu, manfaat mengonsumsi teh antara lain mencegah peningkatan LDL alias kolesterol jahat, gula darah dan resistensi insulin. Ketiga kondisi tadilah faktor utama yang memicu diabetes tipe 2 yang diakibatkan pola makan tidak sehat.

"Minum teh rutin bisa membantu mengurangi risiko obesitas dan pembentukan lemak darah, masalah yang muncul akibat pola makan tinggi lemak," ujar Tea Advisory Panel, Carrie Ruxton, seperti dikutip Dailymail.

Sementara penelitian sebelumnya juga mengungkap manfaat lain dari teh yakni mengurangi risiko serangan jantung, kanker dan gangguan syaraf, terutama Pakinson. Untuk gadis remaja, teh bahkan membantu meningkatkan kepadatan tulang, dengan demikian mengurangi pula risiko terkena osteoporosis.

Namun bukan berarti, seseorang bisa tenang cukup meminum teh tiap hari tanpa mengurangi kebiasaan menyantap makanan siap saji terus menerus. Konsumsi makanan tinggi lemak itu pun harus dikurangi dan lebih baik dihindari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement