Sabtu 21 Aug 2010 00:25 WIB

Ingin Berhenti Merokok? Coba Deh Kontrol Pikiran

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Berhenti Merokok (Ilustrasi)
Berhenti Merokok (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Kesulitan berhenti merokok atau sudah berusaha keras tapi belum mendapatkan hasil maksimal? Persoalan ini mungkin saja disebabkan sebagian dari anda belumlah menggunakan kekuatan pikiran sebagai jalan penyembuhan.

Jangan anggap remeh kekuatan satu ini. Tanpa disadari ia bisa mempengaruhi kebiasaan dan kemampuan anda. Sebuah studi mengungkap jika seseorang acap kali gagal berhenti merokok, maka cara terakhir yang harus dilakukan adalah mencoba berhenti memikirkan rokok.

Studi yang digagas peneliti dari Inggris ini juga mengungkap menahan keinginan untuk merokok melalui pengalihan pikiran membantu seseorang untuk mengurangi konsumsi rokok. Pengurangan konsumsi ini berlanjut hingga tidak sama sekali mengkonsumsi rokok.

Salah seorag peneliti dari University of London, Dr. James Erskine, mengatakan penemuan ini memiliki implikasi yang sangat luas pada individu yang menginginkan berhenti merokok, makan berlebihan, kecanduan seks dan prilaku menyimpang lain. "Jika anda mencegah pikiran untuk hal-hal negatif, anda bakal termotivasi untuk menahan diri. Cara ini juga bisa menghentikan masyarakat dari hal-hal yang merugikan dirinya sendiri," tuturnya seperti dikutip dari Dailymail, Jum'at (20/8).

Sebelumnya, Dr Erskine dan koleganya memberikan tes prilaku kepada sukarelawan. Tes ini dimaksudkan untuk mencari tahu apa yang memicu prilaku negatif mereka. Sekitar 80 perokok turut berpartisipasi dalam tes.

Mereka terbagi menjadi tiga kelompok. Oleh peneliti,setiap grup diharuskan memonitor konsumsi rokok selama tiga minggu. Pada minggu pertama, setiap partisipan diperbolehkan merokok seperti biasa. Selanjutnya diminggu kedua, peneliti memerintahkan kelompok pertama berjumlah 30 orang untuk menekan pikiran mereka tentang rokok.

Pada Kelompok kedua yang berjumlah 29 orang, peneliti menugaskan partisipan untuk berpikir tentang rokok. Sedangkan kelompok terakhir berjumlah 26 orang tidak perlu melakukan apapun.

Hasilnya, cukup mengejutkan. Kelompok kedua mengalami lonjakan konsumsi rokok dari minggu pertama hingga kedua. Diminggu pertama, kelompok kedua rata-rata mengkonsumsi rokok 3 batang. Konsumsi itu meningkat tiga kali lipat pada minggu kedua.

Sedangkan pada kelompok pertama dan ketiga tidak mengalami perubahan aktivitas merokok. "Hasil riset menunjukan adanya perubahan sikap yang sangat drastis. Faktanya, kelompok pertama dan ketiga tidak mengalami perubahan konsumsi rokok pada minggu kedua. Artinya, penggunaan metode pikiran sangat efektif mengurangi keinginan untuk merokok. Meski demikian, perlu penanganan lebih lanjut untuk mencegah mereka kembali merokok," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement