Selasa 15 Nov 2011 09:50 WIB

Kisah Relawan Medis: Buah Kejujuran Relawan

dr. Maf'an Akhun (tengah) memberikan tindakan medis kepada warga di klinik Mer-C BNI di Galela, Halmahera Utara.
Foto: Foto-foto: Mer-C
dr. Maf'an Akhun (tengah) memberikan tindakan medis kepada warga di klinik Mer-C BNI di Galela, Halmahera Utara.

Saya mendapat kesempatan untuk membina klinik sosial di daerah Maluku Utara pada pertengahan tahun 2007. Program ini merupakan kerja sama LSM MER-C dengan CSR BNI ‘BNI Berbagi’ untuk mendirikan enam puluh klinik sosial di seluruh Indonesia.

Lokasi klinik tepatnya berada di kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Ini merupakan salah satu kawasan eksotik daerah Indonesia timur yang pernah dilanda kerusuhan pada tahun 2000.

Konsep klinik sosial adalah berobat dengan tarif murah (bukan gratis). Ini agar masyarakat lebih menghargai obat dan kesehatannya. Selain itu, pada kenyataannya obat-obatan sebenarnya murah, namun tarif berobat di pelayanan kesehatan lain bisa membumbung mencapai 200%, apalagi bagi pelayanan kesehatan yang merasa diri satu-satunya di daerah tersebut.

Untuk itulah MER-C masuk dan mengadakan program klinik untuk membantu masyarakat, khususnya yang kurang mampu secara ekonomi.    

Sugesti masyarakat

Walaupun tarif murah, tetap saja ada beberapa golongan masyarakat yang sudah terlanjur punya persepsi bahwa obat murah itu kurang manjur. Tidak cuma di Galela, di mana pun selalu ada yang punya pikiran seperti itu. Untuk itulah kami para relawan MER-C dibekali kejujuran untuk memberikan informasi yang benar bahwa obat generik mempunyai khasiat yang sama dengan obat paten. Bukan malah disugesti bahwa obat paten selalu lebih bagus.

Informasi yang sepele dan sederhana ini sering kali disangkal oleh masyarakat karena sugesti yang sudah tertanam kuat. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya, yaitu kesabaran dalam menghadapi masyarakat.

Saya pernah menerima pasien dewasa yang diduga Tb (Tuberculosis) yang datang berkonsultasi ke klinik MER-C BNI di Galela. Ia sebelumnya berobat ke dokter terkenal di kota. Sewaktu saya lihat, obat yang diberikan kepadanya adalah obat paten yang bungkusnya berkilauan. Yang mengagetkan, salah satu jenis obatnya merupakan sediaan untuk anak. Artinya, obat tersebut diberikan rangkap dua agar tercapai dosis dewasa.

Pantas saja jika biaya pengobatan Tb untuk satu bulannya menghabiskan hampir Rp 1 juta! Padahal, satu paket pengobatan Tb bisa untuk waktu lebih dari 6 bulan. Dan lebih ironis lagi, sebenarnya pasien Tb berhak untuk mendapatkan pengobatan gratis di Puskesmas. Dengan diberikan penjelasan dan informasi secukupnya, pasien Tb tersebut akhirnya beralih ke tempat berobat gratis, Puskesmas.

Saya jadi berpikir, apakah karena pasien memiliki sugesti bahwa obat paten lebih manjur lantas para dokter menjadikannya celah ‘pembenaran’ untuk menggerogoti keuangan pasien? Semoga para dokter dihindarkan dari penyakit hati seperti itu. Amiin.

Kejujuran relawan

Kisah di atas membuat kita menyadari bahwa relawan kemanusiaan tidak cuma dituntut meluangkan waktu untuk memberikan pertolongan, tapi juga berkewajiban untuk memberikan informasi yang jujur dan benar, bukan informasi menyesatkan, baik untuk kepentingan personal atau pun organisasi.

Alhamdulillah, berkat kejujuran para relawan, salah satu penduduk Galela menghibahkan sebidang tanahnya seluas 4000 meter persegi untuk pembangunan rumah sakit yang pengelolaannya akan dipercayakan penuh kepada MER-C.

Pembangunan rumah sakit sudah dimulai sejak Januari 2011 dan sekarang proses pembangunannya mencapai 30%. Seluruh material bangunan murni berasal dari sumbangan masyarakat. Sedangkan tukang-tukangnya juga masyarakat Galela sendiri yang bergiliran dari satu desa ke desa lainnya. Bila ada di antara pembaca yang sempat berkunjung ke pulau Halmahera Utara, jangan lupa menyempatkan diri menengok Klinik Sosial MER-C dan pembangunan rumah sakit yang berlokasi di sebelahnya.  

 

dr. Naf’an Akhun Kh.

Relawan Medis MER-C

Rubrik ini bekerja sama dengan komunitas relawan AlamSemesta.

AlamSemesta Institute didukung oleh Mer-C dan Wanadri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement