Sabtu 17 Jul 2010 00:24 WIB

Gaji Guru Masih di Bawah UMP

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Proses belajar mengajar di sekolah, ilustrasi
Foto: Antara
Proses belajar mengajar di sekolah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Terlepas dari masih ditemukannya pungutan liar di sekolah saat pendaftaran murid baru, mesti diakui sekarang masih banyak guru yang mendapatkan gaji di bawah upah minimum regional. Khususnya, para guru yang mengabdi di daerah pelosok.

Demikian pendapat yang mengemuka dari kalangan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam Dialog Suara Daerah di Gedung DPD di Jakarta.

Hadir dalam dialog tersebut antara lain Mursyid (anggota DPD dari Aceh), Emanuel Babu Eha (NTT), dan M Afnan Hadikusumo (DI Yogyakarta). Menurut Mursyid, banyak guru honorer terutama di sekolah-sekolah swasta hanya bergaji Rp 100.000 atau Rp 200.000 per bulan, sehingga guru tersebut harus mencari tambahan di luar jam mengajar, yang membuat banyak guru letih saat mengajar.

Sedangkan Emanuel Babu Eha melihat hakikat pendidikan sebenarnya adalah membangun karakter bangsa yang bertanggung jawab. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh guru yang mengajar dengan penuh kasih sayang.

''Guru itu seharusnya mencintai profesinya, bukan mencari kekayaan. Menurut saya, keberhasilan anak didik tidak seratus persen ditentukan oleh faktor kesejahteraan guru,'' katanya.

Ia menjelaskan, ada guru yang gajinya besar namun malas mengajar, sehingga murid-muridnya tidak terpacu untuk belajar serius. Bahkan banyak siswa beranggapan bahwa semua bisa dibeli dengan uang, termasuk `membeli nilai dari guru. Hal ini mengakibatkan anak didik belajar seenaknya dan tidak menghormati guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement