Rabu 19 Jan 2011 12:42 WIB

Muhammadiyah Fokus Tingkatkan Kualitas Sekolah

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Djibril Muhammad
Muhammadiyah
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Muhammadiyah Jawa Timur (Jatim) akan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jatim Imam Robandi mengatakan keseluruhan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) Muhammadiyah se-Jatim mencapai 977 sekolah.

Namun, sambung dia, dari jumlah itu yang berkibar baru sebanyak 20 sekolah, yang salah satunya adalah SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya. Karena itu, dalam jangka lima tahun ke depan pihaknya menargetkan setidaknya 100 sekolah bisa dikategorikan berstatus maju. "Selain ekonomi. PR (pekerjaan rumah) Muhammadiyah Jatim adalah menggarap persoalan pendidikan. Karena jumlah sekolah milik Muhammadiyah yang maju masih sedikit," terang Imam kepada Republika, Rabu (19/1).

Beberapa langkah konkret yang ditempuhnya adalah melalui cara makro dan mikro. Makro dengan mengubah mindset kepala sekolah dan tenaga pendidik. Mikro melalui penyelenggaraan workshop dan lokakarya demi peningkatan kapasitas intelektual guru.

Kendala utama yang dihadapinya adalah pemikiran tenaga pendidik yang kadang sulit diubah. Jadi tahap pertama adalah membenahi kualitas sumber daya manusia yang mengurusi sekolah Muhammadiyah.

"Masalahutama yang harus dibenahi dulu adalah membuat sekolah menjadi mandiri. Jika sekolah tak lagi bergantung induk organisasi maka mudah memajukan sebuah sekolah. Jadi masalah gedung megah itu nanti jika semua sudah beres," jelas dia.

Imam membuat tolok ukur sederhana sebuah sekolah bisa disebut maju. Tandanya, sambung dia, keberadaan sekolah bersangkutan harus bisa mewarnai dan jadi tempat berguru sekolah lain. "Sekolah yang menularkan ilmu itu tanda maju. Jadi tempat studi banding pula. Itu saja tolok ukurnya," kata Wakil Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.

Karena itu, pihaknya pada 18-20 Februari mendatang akan mengadakan International Networking and Branding di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, yang diikuti 500 kepala sekolah dari total 6 ribuan sekolah Muhammadiyah yang dikategorikan maju. Disitu pihaknya akan memberikan training guna membentuk mindset tangguh agar ke depannya berani mengambil terobosan dan siap berkompetisi dengan sekolah unggulan negeri maupun swasta lain.

"Sekolah Muhammadiyah harus memenangkan kompetisi sebagai sekolah bermutu dan maju dengan jadi leading sector dibanding sekolah lainnya. Karena itu, manajemen sekolahnya harus diberi pemahaman dan wawasan baru bagaimana mengelola sekolah agar bisa maju," papar Imam.

Terjadinya gap antara sekolah Muhammadiyah maju dengan tertinggal diakuinya memang ada. Namun ia tak mempermasalahkannya sebab untuk memacu sekolah agar maju adalah dengan tancap gas. Jadi masalah pemerataan tak akan pernah terwujud jika ada sekolah yang tak mau berubah meski sudah dibimbing dan diberi contoh sekolah maju lainnya.

"Filosofinya adalah lokomotif yang mengangkut gerbong. Harus ada yang sampai duluan di tempat finis. Jadi biar nanti sekolah Muhammadiyah lain yang masih terteinggal biar menyusul. Jangan gerombolan alias bareng-bareng maju sebab itu salah besar dan sulit diwujudkan," tukas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement