Sabtu 15 Jan 2011 04:45 WIB

Gerakan Ibu Pandai Matematika: Belajar Asyik Bersama Mama

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Djibril Muhammad
ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selama ini ada anggapan ibu rumah tangga tidak lihai mengajari anak-anak matematika. Padahal peranan ibu dalam dunia pendidikan sebenarnya amatlah besar dan bisa mempengaruhi kesuksesan sang anak.

"Biasanya anak-anak berpikir ibunya tak bisa mengajar matematika, akan tetapi dengan adanya GIPIKA (Gerakan Ibu Pandai Matematika), ibu bisa menguasai matematika dasar dan ilmunya bisa dibangi dengan sang anak. Sehingga belajar matematika bisa asyik dilakukan ibu dan anak," papar Yohannes Surya, pendiri Surya Institute pada pembukaan GIPIKA melalui metode GASING, Jakarta, Jumat (14/1).

Gerakan ini dicetuskan oleh Yohannes Surya ketika berpikir bahwa bangsa Indonesia sebenarnya memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah ruah. Akan tetapi menurutnya masih banyak yang hidup dalam kondisi miskin. "Miskin ini dalam artian banyak yang tak mampu melanjutkan pendidikan, terutama pendidikan dasar," paparnya.

Apalagi menurutnya ada perbedaan besar antara desa dan kota, khususnya wilayah timur. "Di timur pedalaman, seperti Papua bahkan ada anak lulusan SMA tak bisa menjumlahkan delapan tambah sembilan," paparnya. Apalagi pola pengajaran matematika juga berpengaruh pada kemampuan sang anak.

"Tidak ada anak yang bodoh, yang ada ialah anak yang tak punya kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang tepat," paparnya.

Ia mencontohkan, ia membawa 24 anak Papua yang bahkan tak bisa berhitung dua tambah dua. Ada dua anak, yaitu Ori dan Anita yang berasal dari Kabupaten Nduga, Papua yang bahkan sebelumnya tidak berpakaian dan tak mengenal sekolah.

Kemudian ada Tina dan Irma yang sebenarnya telah mendapat pendidikan, namun sudah empat tahun berturut-turut tak naik kelas. Akan tetappi dengan metode pelajaran GASING dalam waktu enam bulan mereka sudah bisa menguasai tingkat dasar, yaitu kelas 1 hingga kelas 6. "Rencananya beberapa anak akan dikirim ke Olimpiade Matematika," Ucapnya.

Selain metode yang tepat menurutnya akan lebih baik jika ibu berperan dalam pengajaran sang anak. "Saya membayangkan ibu-ibu dari desa, PKK dan majelis taklim, dari gereja semuanya belajar matematika," paparnya. Sebenarnya ada alasan tertentu ia kenapa pilihan jatuh kepada sang ibu, karena ibu itu dekat dengan sang anak.

Konsepnya akan ada 20 pelatih yang tersebar di beberapa daerah yang nantinya akan mendampingi ibu-ibu untuk belajar metode GASING atau Gampang, Asyik dan Menyenangkan. Kemudian ibu-ibu ini akan mengajarkan kepada ibu-ibu yang lain di sekitar rumahnya, sehingga nantinya akan terbentuk piramida proses transfer metode GASING macam multi level Marketing.

Metode GASING sendiri ditemukan oleh Yohannes Surya untuk memudahkan anak untuk mengerti matematika dasar. Sehingga mata pelajaran matematika dari kelas satu hingga enam, yang harusnya memakan waktu enam tahun, bisa dikuasai dalam waktu enam bulan. "Melalui matematika, anak-anak bisa percaya diri dan merasa bahwa belajar itu penting," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement