Sabtu 17 Jul 2010 01:31 WIB

Produksi Gabah Banyumas Diperkirakan Menurun

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Budi Raharjo
Petani sedang memanen sawahnya, ilustrasi
Foto: Antara
Petani sedang memanen sawahnya, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS--Kualitas dan produksi gabah di Kabupaten Banyumas pada panen musim tanam II tahun 2010, diperkirakan akan menurun drastis. Di beberapa lokasi pertanian yang mulai memasuki musim panen, terlihat hasil panen gabahnya menurun drastis.

Misalnya, sawah seluas 1 hektare yang biasanya bisa menghasilkan 5-6 ton gabah kering panen, saat ini hanya bisa menghasilkan separuhnya. ''Sawah kami sebenarnya tidak terserang hama. Tapi karena sejak berbunga hingga padi menguning, diguyur hujan terus, hasil panennya pun jadi menurun drastis,'' kata Narto (57), petani Desa Pesawahan Kabupaten Rawalo Kabupaten Banyumas, Jumat (16/7).

Dia mengaku, dari sawah seluas 0,5 hektare yang dikelolanya, hanya menghasilkan 1 ton gabah basah. ''Kalau dikeringkan, paling hanya dapat 7 kwintal,'' tambahnya.

Hal serupa juga dialami petani di wilayah Kecamatan Patikraja. Muzakir (62), petani di dusun Pucung Desa Kedungrandu, mengaku hasil panennya ancur-ancuran. Pasalnya, selain dipengaruhi cuaca, tanaman padinya juga diserang hama tikus.

Dari 0,8 hektare sawah yang dikelolanya, dia hanya mendapat gabah basah sebanyak 1,5 ton. ''Dibanding biaya mengolah tanah, pupuk, dan ongkos panen, hasil panen ini tidak ada hasilnya mas. Malah rugi,'' kesalnya.

Kondisi panen yang buruk akibat curah hujan tinggi ini, masih ditambah lagi dengan kecilnya rendemen gabah. Faturrachman, juragan beras asal Desa Kedungwringin Kecamatan Patikraja yang juga menjadi Manajer KUD Patikraja ini, menyebutkan rendemen padi hasil panen saat ini sangat rendah.

''Pada kondisi normal, 1 kwintal gabah kering bisa menghasilkan 65 kilogram beras. Tapi hasil panen kali ini kualitasnya sangat jelek, karena kandungan airnya tinggi. 1 Kwintal gabah kering, paling hanya menghasilkan 45 kilogra, beras,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement