Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

Pengamat Sebut Harga Jual Premium tidak Ekonomis

Senin 15 Oct 2018 18:37 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Fluktuasi Harga BBM, Sesuai Konstitusi?', Senin (15/10) .

Diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Fluktuasi Harga BBM, Sesuai Konstitusi?', Senin (15/10) .

Foto: mpr
Pertamina menanggung kerugian dari harga jual premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Menteri ESDM Ignatius Jonan sempat mengumumkan kenaikan harga premium. Namun hanya selisih beberapa jam, pengumuman Menteri ESDM dianulir Presiden dengan membatalkan kenaikan BBM jenis premium.

Direktur Eksekutif Energi Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaen menyebutkan kekisruhan kenaikan harga BBM jenis premium karena pemerintah tidak konsisten menjalankan kebijakan evaluasi harga BBM setiap tiga bulan. Ini diatur dalam Perpres 191. “Persoalannya, pemerintah tidak konsisten menjalankan Perpres itu sehingga menjadi bermasalah,” ujarnya.

Menurut dia, nilai harga jual premium tidak ekonomis. Harga produksi sudah lebih tinggi dari harga jual. Harga ekonomi BBM jenis premium saat ini sekitar Rp 9.800. Sedangkan harga jual premium saat ini Rp 6.550.

“Ada selisih harga yang harus ditanggung Pertamina. Beban yang ditanggung Pertamina ini sesungguhnya adalah subsidi. Seharusnya yang ditanggung badan usaha ini tidak boleh. Sebab, subsidi harus dari APBN,” kata Ferdinand, dalam Diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Fluktuasi Harga BBM, Sesuai Konstitusi?', Senin (15/10).

Menurut dia, kerugian Pertamina luar biasa, mencapai puluhan triliun setiap bulan. "Saya prediksi kalau ini terus terjadi selama tiga bulan, Pertamina akan collaps, apalagi utang Pertamina mencapai Rp 150 triliun,” kata Ferdinand.

Apakah fluktuasi harga BBM jenis premium ini melanggar konstitusi? “Kalau menurut saya ada yang tidak sesuai konstitusi. Karena beban subsidi yang seharusnya ditanggung pemerintah, menjadi beban badan usaha (Pertamina). Ini seharusnya tidak boleh,” ucap dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler