Sabtu 10 Sep 2016 17:17 WIB

Kemampuan Optimal Otak Serap Pelajaran Hanya 20 Menit

 Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison memberikan paparan saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta, Sabtu (10/9).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison memberikan paparan saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta, Sabtu (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan optimal otak manusia menyerap pelajaran hanya 20 menit pertama. Setelah itu kemampuannya menurun.

Hal itu diungkapkan Direktur Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) dr Rizki Edmi Edison PhD pada seminar bertema Strategi Pembelajaran Berbasis Neurosains di Uhamka Jakarta, Sabtu (10/9).

"Kebanyakan guru tidak paham soal ini. Mereka bicara di depan kelas bisa lebih dari 50 menit, padahal kemampuan siswa mendengar rata-rata hanya 20 menit," kata Rizki.

Karena itu, ia menganjurkan, setiap 20 menit penyampaian pelajaran, siswa diberi waktu istirahat dengan disuruh bergerak, berdiri atau berjalan keluar kelas, sehingga dalam beberapa menit siswa bisa kembali duduk menerima pelajaran dengan konsentrasi yang maksimal.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka, lanjut dia, telah mulai menerapkan metode hasil riset ilmiah neurosains ini agar mahasiswanya mampu menyerap setiap pelajaran dengan baik, di mana setiap 20 menit disampaikan satu fokus topik.

Dalam kesempatan itu Edmi juga menuturkan adanya sejumlah metode yang mampu meningkatkan fungsi otak, antara lain adalah aktivitas fisik yang akan merangsang keluarnya hormon tertentu yang memperbaharui sel-sel saraf otak. "Aktivitas ini bisa olahraga berjalan kaki, naik-turun tangga yang dilakukan secara rutin yang meningkatkan frekuensi detak jantung dan nafas," ujarnya.

Hasil riset, lanjut dia, juga menyimpulkan bahwa interaksi dan komunikasi mampu meningkatkan fungsi otak makhluk sosial seperti manusia dan menghasilkan analisis yang lebih baik dibanding jika tidak berinteraksi. "Tikus yang sendirian dan tikus yang berkelompok dalam labirin dengan perlakuan yang sama persis memiliki reaksi yang berbeda dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Tikus yang berkelompok akhirnya lebih cepat menemukan jalan keluar," katanya.

Kebiasaan sarapan yang berserat di pagi hari dari hasil riset juga memberi asupan gizi yang baik kepada otak sebelum beraktivitas yang mampu meningkatkan fungsi otak, ujar dia.

Ia juga menyebutkan fungsi puasa secara rutin akan meregenerasi sel-sel otak, bahkan mampu mengubah bentuk dan ukuran otak khususnya bagian memori otak sehingga memiliki daya ingat yang lebih baik.

Sementara itu Rektor Uhamka Prof Dr Suyatno mengatakan, pentingnya kreativitas guru dalam strategi pembelajaran, termasuk bagaimana meningkatkan daya serap siswa dalam menerima pelajaran berdasarkan hasil-hasil riset ilmiah neurosains.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement