Kamis 24 Feb 2011 16:05 WIB

UMM Adakan Pelatihan Kompetensi Dosen Muda

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Djibril Muhammad
Kampus UMM
Kampus UMM

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Perguruan Tinggi (PT) harus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sesuai dengan standar kurikulum pendidikan nasional dan internasional. Lulusan harus menguasai hard skill dan soft skill agar dapat bersaing dalam meraih lapangan kerja, baik tingkat lokal, nasional, maupun global. Karena itu, untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas diperlukan input yang memadai dan proses yang efektif, efisien, dan bermutu.

Pendapat itu diutarakan Dr. Moch Agus Krisno B, M.Kes, salah satu pemateri pelatihan Applied Approach (AA) untuk peningkatan kompetensi dosen muda yang diikuti 100 peserta dari dosen tetap, dosen kontrak, dan dosen luar biasa yang diselenggarakan Badan Kendali Mutu Akademik (BKMA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (24/2).

Menurut Agus, komponen pendukung proses terciptanya pendidikan bermutu adalah kualitas dosen sebagai pelaksana terdepan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk itu, pelatihan tersebut dirancang kedalam tahapan-tahapan yang dilaksanakan selama dua bulan. Tahapan-tahapan tersebut, kata Agus, berupa kegiatan workshop, peer teaching, dan observasi kelas, serta lokakarya.

Agus melanjutkan, dalam pelatihan awal, peserta diberi beberapa materi terkait dengan active learning atau pembelajaran aktif. Semua peserta dituntut untuk aktif dalam pelatihan tersebut, misalnya pemateri membuat sesi diskusi kelompok bagi para peserta yang hasilnya harus dipresentasikan dan dikritisi oleh kelompok lainnya.

"Hal ini untuk merangsang peserta merasakan dan dapat mencontohkan suasana belajar aktif kepada mahasiswanya," kata Agus dalam rilis yang diterima Republika.

Salah satu peserta pelatihan, Dwi Mawan Karifianto mengaku diadakannya Applied Approach sangat bermanfaat bagi dirinya maupun rekan-rekan dosen muda untuk menambah motivasi dalam mengajar di kelas. "Dengan ikut pelatihan ini kami bisa lebih bersemangat dalam mengajar, sehingga bisa menciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan atraktif, serta mendorong anak didik untuk lebih aktif lagi berpartisipasi dalam proses pembelajaran,” ujar Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement