Fahri Hamzah: Pelaku Bom Bunuh Diri Bukan Orang Islam

Pelaku bom bunuh diri adalah robot yang diprogram untuk merusak nama Islam.

Selasa , 15 May 2018, 16:47 WIB
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah usai memberikan laporan tambahan terkait dugaan pencemaran nama baik di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah usai memberikan laporan tambahan terkait dugaan pencemaran nama baik di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai pelaku teror bom tidak paham agama, dan bahkan mereka tidak memiliki ulama. Jangankan syariat dalam perang, syariat dalam hidup yang damai aja mereka tidak paham.

"Mereka bukan orang Islam, mereka robot yang diprogram untuk misi merusak nama agama Islam secara simbolik," kata Fahri, Selasa (15/5).

Fahri melanjutkan, ini seperti yang dulu pernah terjadi pada saat George Bush Jr, menyerang Irak dan membunuh Saddam Husen serta membuat perang sipil dan pengungsian. Alasannya fiktif, kata Fahri, yaitu senjata pemusnah massal.

Mereka menganggap diri membela agama tapi tidak punya maroji’ (rujukan), tidak bermazhab, tidak paham bahasa Arab. Bukan itu saja, pelaku teror bom adalah orang yang tidak punya organisasi, sosial atau politik, juga tidak pernah haji atau umroh.

"Mereka, setelah meninggal biasanya baru terungkap hidupnya tertutup, jarang bergaul, jika perempuan bercadar, dikenal sebagai orang biasa saja, dan lain-lain identitas yang intinya adalah bahwa ia punya dunia sendiri yang tidak pernah tidak terlacak," kata Fahri.

Mereka (pelaku teror), tambah Fahri, tidak mengerti Islam, karena menyerang rumah ibadah, membunuh ibu dan anak-anak. Padahal, semua yang dilakukan mereka itu jelas-jelas dilarang dalam perang dan damai. 

"Memang mudah menumbuhkan jenggot, nggak usah dicukur, memakai celana cingkrang, atau perempuan mereka bercadar dan lain-lain, untuk mengelabui manusia, tapi Allah maha tahu. Tetapi mereka tidak mengerti Islam," sebut Fahri.

Kalaupun mengerti agama, mereka tidak akan menyerang rumah ibadah serta membunuh ibu dan anak-anak. "Sebab, jika mereka ingin mati sebagai syuhada, mengapa menyerang tempat yang diharamkan agama? Mengapa tak menunggu mati di bulan suci?" kata politisi asal Nusa Tenggara Barat itu.

Diakhir pernyataanya, Fahri Hamzah menyampaikan ucapan duka yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Surabaya tersebut. Ia meminta aparat untuk bertindak tegas dengan menumpas habis sel-sel teroris di Indonesia.