Bamsoet Minta Perempuan Lebih Aktif di Politik

Peran perempuan diharapkan mampu berkontribusi pada pembangunan bangsa.

Kamis , 12 Apr 2018, 15:08 WIB
Bamsoet saat menerima Pengurus Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golongan Karya (KPPG) di ruang kerja pimpinan DPR RI.
Foto: DPR RI
Bamsoet saat menerima Pengurus Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golongan Karya (KPPG) di ruang kerja pimpinan DPR RI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta kaum perempuan lebih aktif lagi terlibat dalam dunia politik. Peran kaum perempuan di pentas politik diharapkan mampu memberikan kontribusi yang siginikan dalam pembangunan bangsa dan negara.

“Saat ini masih banyak kaum perempuan yang enggan terjun aktif di dunia politik. Padahal, peran serta kaum perempuan sangat kita butuhkan dalam menyukseskan pembangunan di Indonesia,” ujar Bamsoet saat menerima Pengurus Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golongan Karya (KPPG) di ruang kerja pimpinan DPR RI, Jakarta, Kamis (11/4) lalu, seperti dalam siaran persnya.

Bamsoet menegaskan, DPR dan pemerintah sampai hari ini terus melalukan berbagai upaya dalam meningkatkan performa kesetaraan dan keadilan bagi perempuan Indonesia. Di jalur politik misalnya, sudah ada ketentuan UU No.2 Tahun 2008 yang mengharuskan partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30 persen.

“DPR dan pemerintah telah merumuskan dan menerapkan berbagai strategi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan peran kaum perempuan. Salah satunya dengan mewajibkan partai politik memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam daftar calon anggota legislatif,” kata Bamsoet.

Politikus Partai Golkar ini menuturkan, keterwakilan perempuan di DPR masih sangat minim. Pada pemilu 2014, jumlah persentase perempuan di DPR RI hanya 17,1 persen atau sekitar 97 perempuan dari 560 anggota dewan. Namun, setelah terjadi beberapa pergantian antar waktu (PAW) hingga awal tahun ini, jumlah persentase perempuan di DPR menjadi 18,2 persen atau 102 dari 560 anggota DPR.

“Pada pemilu legislatif tahun 2019, setiap partai membutuhkan sekitar 450-500 caleg perempuan. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk mencukupi 30 persen keterwakilan perempuan dalam calon anggota legislatif. Harus diakui hingga kini masih banyak partai yang kesulitan memenuhi 30 persen keterwakilan perempuan dengan caleg yang berkualitas,” papar Bamsoet.

Bamsoet berharap pada Pemilu 2019 jumlah perempuan yang berkiprah di dunia politik terus meningkat. Sehingga, diharapkan kesetaraan gender dalam politik bisa segera terwujud.

“Kaum perempuan dan laki-laki harus mampu berdiri sama tinggi dalam urusan politik. Tidak ada yang boleh menjadi sub ordinat satu dengan lainnya. Kesetaraan gender antara kaum perempuan dan laki-laki harus bisa terwujud dalam semua sendi kehidupan. Termasuk di dunia politik,” tandas Bamsoet.