Bea Cukai Diminta Cari Sumber Pemasukan Selain Rokok

Selasa , 25 Apr 2017, 16:04 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Heri
Foto: dpr
Anggota Komisi XI DPR RI, Heri

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pendapatan negara melalui Bea dan Cukai dinilai belum maksimal. Hal ini diungkapkan Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan kepada pers usai melakukan pemusnahan jutaan batang rokok dan minuman keras (Miras) ilegal, di halaman KPPBC Tipe Pratama Pantoloan, Palu, Sulteng, Jumat (21/4). Sebab, sambung dia, Bea Cukai ini banyaknya pemasukan diperoleh dari nilai Bea atau pun nilai cukai yang diperoleh dari rokok. Sementara di satu sisi, rokok dinilai sangat berbahaya untuk kesehatan.

Politikus Fraksi Partai Gerindra ini meminta kepada Bea Cukai untuk membuat suatu kajian terkait potensi apa saja yang akan mendapatkan atau pun masuk ke dalam Bea Cukai untuk perkembangan kedepannya. "Sehingga pendapatan untuk negara dari Bea cukai itu bisa lebih optimal lagi," kata dia.

Menurut Heri Gunawan, ada beberapa catatan seperti adanya peningkatan ekspor dari kelapa utuh atau pun dari CPO yang ada yang seharusnya bisa dikaji kembali terkait dengan masalah ekspor kelapa utuh. "Ini juga suatu potensi yang tentunya harus kita kaji lebih dalam terkait dengan masalah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), khususnya memberikan pendapatan terkait Bea dan Cukai itu sendiri," ujarnya.

Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi, Azhar Rasyidi mengatakan tahun 2016 Kanwil Bea Cukai Sulawesi berhasil memberikan kontribusi penerimaan negara di bidang Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp 518,22 miliar atau 140,22 persen dari penerimaan yang ditargetkan.

Pada akhir Maret 2017, kata dia, Kanwil Bea Cukai Sulawesi telah berhasil mengumpulkan penerimaan negara di bidang Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp 108,13 miliar, dan penerimaan negara dari Pajak dalam rangka impor uang dipungut oleh Kanwil Bea Cukai Sulawesi sebesar Rp 640,76 miliar.

"Jadi penerimaan yang berhasil dikumpulkan per Maret 2017 sebesar Rp 748,89 miliar," kata dia.