Ke Petinggi IMF, DPR Protes Soal Dominasi AS pada Politik Global

Rabu , 02 Sep 2015, 17:25 WIB
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan (kanan) menerima kunjungan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (tengah) bersama Ketua Komisi XI Fadel Muhammad (kiri) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan (kanan) menerima kunjungan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (tengah) bersama Ketua Komisi XI Fadel Muhammad (kiri) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, Rabu (2/9), beserta rombongan mendatangi Gedung DPR RI, Jakarta. Dia diterima oleh Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dan Ketua Komisi XI Fadel Muhammad.

Sebelum dimulai, Taufik memberi keterangan, terkait kunjungan sosok petinggi badan keuangan dunia itu. Dalam pertemuan tersebut, IMF dan DPR membahas soal perlemahan rupiah, kondisi ekonomi global, dan khususnya harga minyak dunia.

"Karena situasi ekonomi sudah 'unpredictable', termasuk 'undervalue' dari nilai rupiah, tentunya ini jadi salah satu poin yang kita harapkan, IMF memiliki suatu kedekatan dengan PBB juga pemerintah Amerika Serikat," ucap dia.

Kepada Lagarde, Taufik mengeluhkan Amerika Serikat yang terlalu mendominasi politik global. Dia menginginkan, jangan sampai negara-negara berkembang yang tak berkaitan langsung dengan politik luar negeri AS terganggu situasi ekonominya.

Misalnya, Perang Dingin Negeri Paman Sam dengan Rusia atau perang mata uang dengan Cina. Demikian pula, terkait merosotnya harga minyak dunia. Taufik mengatakan, pangkal soalnya adalah Perang Dingin tersebut yang berfokus di Ukraina. Sehingga, terjadi 'perang' harga. Dimana harga minyak dunia terus-menerus menurun belakangan ini, bahkan hingga 50 dolar AS per barel.

"Ini menjadi kondisi yang sangat dilematis dan sangat merugikan kondisi negara-negara dunia yang sangat bergantung pada stabilitas harga minyak dunia," ucap dia.