Rabu 03 Dec 2014 21:18 WIB

Ratu Hemas Ingatkan Tantangan Bagi Kaukus Perempuan Parlemen

Ratu Hemas (tengah)
Foto: Tahta Aidila/Republika
Ratu Hemas (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPD RI, Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengingatkan beberapa faktor yang menyulitkan perempuan parlemen di tingkat nasional dan lokal. Utamanya dalam mempertahankan sikap tetap kritis di berbagai pembahasan peraturan perundang-undangan (regulasi) di tengah persaingan politik yang kian tajam.

Menurutnya perempuan parlemen juga menghadapi beberapa tantangan agar perempuan parlemen bergerak aktif dalam kerja keparlemenan. Senator kelahiran tahun 1952 ini juga mengatakan, sejumlah pekerjaan rumah yang dihadapi perempuan parlemen, termasuk mempertahankan eksistensi kepengurusan Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP RI).

Ke depan, katanya, tentu saja pekerjaan rumah perempuan parlemen masih panjang di tengah gaduhnya politik kekinian. "Saya berharap KPP RI dapat kembali pada spirit awal sebagai wadah komunikasi dan konsolidasi parlemen perempuan dalam mengawal agenda advokasi bagi perempuan dan kelompok rentan lainnya. Kuatnya jejaring antara Kaukus Perempuan Parlemen di nasional dan lokal, saya rasa, bisa kita wujudkan bersama,” paparnya saat berbicara pada workshop nasional yan digelar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kedutaan Besar Norwegia di Jakarta, dan United Nations Development Programme (UNDP), Rabu (3/12).

 

Ratu Hemas menyatakan rasa senangnya bisa bertemu kembali para anggota parlemen berbagai daerah dalam “Workshop Nasional Penguatan Kaukus Perempuan Parlemen di Daerah”. Sebabnya, beberapa wajah baginya tidak asing lagi karena pernah bertemu sebelumnya dalam acara Konsolidasi Nasional Perempuan Parlemen se-Indonesia dan berbagai kesempatan lainnya.

“Namun beberapa wajah baru saya lihat, yang penuh semangat. Semoga kehadiran kita jadi modal dasar bagi kemajuan Kaukus Perempuan Parlemen di masa mendatang.” Dia berharap momentum seperti itu dapat secara reguler terlaksana, untuk selain menjadi wahana diskusi, juga menjadi ruang pertanggungjawaban kinerja kepengurusan kaukus perempuan parlemen di pusat kepada publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement