Rabu 13 Oct 2010 04:03 WIB

Tekan Angka Kecelakaan, Jakarta Masukkan Mapel Pendidikan Berlalu-Lintas

Rep: 29/ Red: Siwi Tri Puji B
Kecelakaan motor, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Kecelakaan motor, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menekan angka kecelakaan, Pemda DKI Jakarta akan memulai pendidikan berlalu-lintas sejak dini. Sasarannya adalah peserta didik mulai taman kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Materi pendidikan tersebut akan diintegrasikan dalam mata pelajaran di sekolah. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, menjelaskan materi semisal kecepatan kendaraan dan keseimbangan mengendarai kendaraan itu bisa dibahas dalam ilmu alam. "Ketaatan berlalu lintas seperti lampu hijau berarti kendaraan boleh jalan, lampu merah harus berhenti, itu bisa dijelaskan dalam mata pelajaran agama," terangnya, di Kantor Ditlantas Polda Metro Jaya, Jl MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (12/10).

Materi-materi tersebut disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Bagi peserta didik TK hingga SD akan diajarkan melalui permainan. Sedangkan SMP hingga SMA akan diajarkan mengenai undang-undang berlalu-lintas, termasuk didalamnya ancaman hukuman jika melanggar.

Materi-materi tersebut terangkum dalam modul yang akan dicetak 6.000 eksemplar. Rencananya akan dibagikan ke seluruh sekolah-sekolah di Jakarta. Sejumlah 1,6 juta peserta didik akan mempelajarinya.

Mulai awal November nanti guru-guru di DKI Jakarta akan diajarkan mengenai materi ini. Pengawas pendidikan tingkat Kecamatan yang berjumlah 84 orang juga akan ikut. "Kita harapkan informasi akan menyebar sedini mungkin supaya pemahamannya semakin kuat," kata Yudi.

"Modul ini sudah lama dirapatkan antara direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta," terang Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Condro Kirono. Sejumlah 25 orang dari kedua unsur itu bergabung menyusun materi-materi pendidikan berlalu-lintas.

Dia mengatakan, pendidikan ini diharapkan mampu menekan angka kecelakaan di DKI Jakarta. Berdasarkan data yang dimilikinya, angka kecelakaan pada tahun lalu mencapai 1.071 dan mayoritas adalah pengendara roda dua. "Kebanyakan korban adalah mereka yang masih berusia produktif," papar Condro. Selain itu, mereka ternyata belum memahami mekanisme berlalu lintas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement