Rabu 20 Oct 2010 02:46 WIB

Setelah Rangkas Bitung, Upaya Perusakan Fasilitas PT KA Terjadi di Purwokerto

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Siwi Tri Puji B
Kereta Api, ilustrasi
Foto: Antara
Kereta Api, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sejak kasus pembakaran gerbong kereta api di Jakarta, upaya merusak fasilitas PT KA ini terus berlangsung. Di Wilayah Daop V Purwokerto, upaya perusakan terjadi dengan cara mencabut rambu-rambu perjalanan KA dan melempari gerbong KA yang lewat.

Kepala Humas Daop V Purwokerto, Surono menyebutkan, upaya perusakan fasilitas KA ini terjadi selama dua hari berturut-turut. Pada Ahad (17/10) malam lalu, papan rambu berhenti di ruas jalur KA antara Stasiun Sumpyuh dan Tambak dicabut seseorang dan diletakkan begitu saja di ruas jalur KA tersebut.

''Karena ditaruh di tengah rel KA, rambu tersebut kemudian ditabrak KA Sawunggalih yang melintas dari Jakarta menuju Kutoarjo. Untungnya, tidak terjadi apa-apa dalam kejadian itu. Meski Ka sempat berhenti untuk memeriksa benda yang ditabrak, namun kemudian bisa melanjutkan perjalanan kembali,'' kata Surono, Selasa (19/10).

Selain kejadian itu, pada Senin (18/10), terjadi aksi pelemparan batu terhadap KA Lodaya jurusan Surabaya-Bandung yang sedang melintas dari arah Kroya menuju Bandung.  Peristiwa itu terjadi di jalur KA antara Stasiun Gandrungmangu dan Kawunganten.

Meski tidak sampai menyebabkan ada penumpang KA yang luka, namun jendela KA yang pecah cukup banyak. Surono menyebutkan, akibat aksi pelemparan batu tersebut, beberapa kaca gerbong KA  menjadi pecah. Kaca gerbong yang pecah ini, terdapat di 3 gerbong KA eksekutif, dan 4 gerbong KA bisnis.  

Menurutnya, pihak PT KA sangat menyesalkan kejadian ini, karena aksi-aksi tersebut sangat membahayakan perjalanan KA. Dia sendiri heran, sebenarnya apa motif mereka melakukan aksi seperti itu. ''Kami masih mengusut tersangka pelakunya. Kita ingin tahu, kenapa mereka melakukan tindakan-tindakan seperti itu, Soal kerugian akibat kejadian itu, masih kami hitung,'' ujarnya.

sumber :
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement