Selasa 10 Aug 2010 02:52 WIB

Waduh...Pesangon untuk WTS Kok Dipungli

Rep: Arif S/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG--Pemkab Tulungagung, Jatim merealisasikan pemberian pesangon untuk para wanita tunasusila (WTS) atau pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Ngujang. Sayangnya, pesangon yang nilainya tak seberapa itu pun dipotong oleh orang yang hingga kini belum diketahui pelakunya.

Sesuai rencana, Pemkab Tulungagung akan memberikan pesangon Rp 50.000 per WTS. Dengan ketentuan, lokalisasi WTS itu harus tutup menjelang Ramadhan hingga beberapa hari setelah lebaran. Sejak Senin (9/8) ini, lokalisasi tersebut memang sudah tutup. Bahkan sebagian WTS sudah tak lagi berada di situ.

Seorang WTS bernama Ninik mengaku telah menerima pesangon tersebut. 'Besarnya hanya Rp 40.000," ujarnya. Ninik mengaku sama sekali tak tahu siapa yang melakukan pungutan lilar (pungli) atau memotong dana pesangon itu.

Hal sama juga dialami Wati. "Saya malah hanya menerima Rp 35.000. Saya dikenakan potongan karena saya dianggap sering mangkir saat senam daan sering tak membayar uang pendidikan (seminggu membayar dua kali) yang besarnya Rp 2.000," kata Wati.

Kepala Dinsosnakertrans Tulungagung, Sugigdo, sama sekali tak menyangka bakal ada pemotongan pesangon WTS. Ia menguraikan, kalaupun ada potongan, seharusnya cuma 6% (pajak penghasilan) atau sekitar Rp 6 ribu per PSK. Karena besarnya pemotongan melebihi angka itu, dia berjanji akan mengusutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement