Selasa 20 Jul 2010 03:35 WIB

Wisatawan Asing Lewat Bali Dulu Baru ke Yogya

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Endro Yuwanto
Sudut Kota Yogyakarta yang indah
Sudut Kota Yogyakarta yang indah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Lebih 50 persen wisatawan asing (Jepang, Amerika, dan Eropa) yang datang ke DIY Yogyakarta, lebih dulu melewati Bali. Ini membuat  Yogyakarta tidak bisa mengambil wisatawan asing tersebut supaya tinggal di Yogyakarta selama dua hari atau lebih.

''Wisatawan asing tersebut harus kami ambil supaya bisa langsung datang ke Yogyakarta, seperti wisatawan dari Malaysia dan Singapura sudah datang langsung ke Yogyakarta. Sehingga lama tinggal mereka bisa lebih lama. Karena itu kami harus aktif promosi langsung ke negara tersebut, seperti ke Jepang dan lain-lain,'' ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Tazbir, pada wartawan usai menjadi pembicara dalam 'Diskusi Pariwisata Mencari Cara Baru Menjual Yogja', di Griya KR Yogyakarta, Senin (19/7).

Lebih lanjut Tazbir mengemukakan, salah satu persoalan pariwisata di Yogyakarta adalah kemampuan promosi kurang. Padahal produk pariwisata dan daya destinasi Yogya sangat kuat. Kurangnya kemampuan promosi tersebut disebabkan oleh hampir semua biro perjalanan di Yogyakarta berskala kecil. Berbeda dengan di Bali, travel-travel agent besar ada di Pulau Dewata itu.

''Kalau di sini minta budget besar kepada travel agent susah, karena travel agent kecil-kecil. Selama ini Yogyakarta menerima tamu dari travel agent di Bali. Kalau di Yogyakarta tidak ada travel agent besar, maka pariwisatanya tidak sekuat Bali,'' tutur Tazbir.

Tazbir menambahkan, beban budget promosi Pemerintah Bali tidak terlalu berat, karena kebanyakan promosi sudah dilakukan oleh pihak swasta. Sehingga di negara manapun selalu ada promosi tentang Bali. ''Di Bali promosinya sudah jalan sangat serius, sedangkan di Yogyakarta tidak gampang mengajak swasta untuk promosi,''tutur dia.

Karena itu, kata Tazbir, pihaknya akan duduk bersama dengan berbagai pihak untuk mensinergikan program-program promosi dan menghitung berapa kemampuan untuk promosi. ''Kekurangan kami adalah geraknya kurang menyatu,'' jelasnya.

Sementara itu, Destha T Raharjana pengamat pariwisata dari UGM mengatakan, wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta itu kebanyakan yang serumpun seperti Malaysia dan Singapura. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan dari Malaysia menduduki peringkat kelima terbanyak, sedangkan tahun 2008 menduduki peringkat kedua terbanyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement