Jumat 05 Nov 2010 18:34 WIB

Korban Tewas Letusan Terbaru Merapi Diperkirakan 54 Orang

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Siwi Tri Puji B
Letusan Merapi terbesar
Foto: antara
Letusan Merapi terbesar

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAkARTA--Akibat erupsi Gunung Merapi  hingga pagi sekitar pukul 07.20, sudah sebanyak 15 orang korban tewas yang dikirim ke RSUP Dr Sardjito. Dalam letusan terbaru ini, diperkirakan korban meninggal mencapai 54 orang lebih.

Para korban meninggalnantinya akan dibawa ke  RSUP Dr Sardjito dan seluruh korban luka terbakar akan menjalani perawatan, kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Trisno Heru Nugroho. Sebagian besar pasien tewas warga Argomulyo Cangkringan sekitar 15 kilometer dari Puncak Gunung Merapi.  Korban meninggal yang sudah dikirim ke RS Sardjito terdiri dari dua balita, satu bayi, dan lainnya dewasa. Namun identitasnya belum berhasil diketahui.

Saat berita ini ditulis, sebanyak 12 warga Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditemukan tewas akibat awan panas Merapi, Jumat. Seluruh jenazah saat ini sedang dievakuasi tim SAR dan Kopassus untuk dibawa ke Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta untuk diautopsi, demikian keterangan dari Tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta.

Puluhan warga yang menjadi korban letusan Merapi mayoritas merupakan warga pinggiran Kali Gendol. Korban terkena luka bakar akibat lava yang mengalir di pinggiran kali. "Lava itu menghasilkan awan panas yang kemudian melukai warga sekitar," kata Wowo, warga sekitar Kali Gendol, Jumat pagi (5/11).

Wowo sendiri datang ke rumah sakit bersama salah satu korban, Rasminah. Dijelaskannya aliran lava yang mendera tidak diprediksi warga. Masyarakat umumnya tetap bertahan di rumahnya karena merasa di zona aman. "Jarak desa dengan lereng sekitar 15 km," katanya.

Masih menurut Wowo, masih banyak korban yang kini belum terevakuasi. Hal ini disebabkan masih mengalirnya lava yang memancarkan uap yang panas. "Banyak Mas korbannya. Masih banyak yang belum dievakusi mengingat kondisi," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement