Senin 01 Nov 2010 00:59 WIB

Pengungsi Merapi Mulai Jenuh

Pengungsi Merapi
Pengungsi Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, Klaten--Ribuan pengungsi yang tinggal di Posko Pengungsian Gunung Merapi mulai merasakan jenuh, karena tidak ada aktivitas dan kesibukan apa-apa selama berada di pengungsian.

Wonokaryo (60) warga Dukuh Pajekan, Kelurahan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu (31/10), mengatakan berada di Posko Pengungsian Merapi Dompol sejak Merapi meletus pertama yaitu Selasa (26/10) sampai sekarang tidak ada aktivitas apa-apa di pengungsian tersebut.

"Selama di pengungsian hanya duduk sambil ngobrol sana-sini dengan teman yang berada satu pengungsian dan rutinitas ini berjalan terus sampai sekarang. Padahal kalau di rumah tidak seperti ini pagi kerja di ladang. Tidak bekerja rasanya badan kaku semua," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh temannya Suwanto (60). Untuk menghilangkan kejenuhan para pengungsi semestinya diberi kesibukan, atau diberi hiburan agar trauma yang dialami bisa hilang.

"Memang berada di pengungsian ini makan dan minum sudah tidak perlu berpikir karena setiap jam makanan sudah tersedia, rutinitas seperti ini membuat jenuh, karena kalau di rumah tidak seperti ini," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dr Rony Rukminto, mengatakan yang berobat di posko-posko kesehatan pada umumnya orang tua, kalau balita tidak begitu banyak. Mereka itu pada umumnya mengeluh pusing, pilek, demam dan hipertensi.

Sementara untuk balita biasa hanya mengalami panas saja, katanya. Menyinggung mengenai banyaknya orang tua yang sakit ini dimungkinkan karena memikirkan rumah dan harta yang ditinggal ke pengungsian, katanya.

Untuk masalah nutrisi bayi, ia mengatakan Sabtu (30/10) telah datang bantuan makanan bayi sebanyak satu ton dari Kementerian Kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan bayi itu setiap harinya dibagikan sebanyak 60 dos untuk tiga tempat pengungsian yaitu di Dompol, Keputran dan Bawukan.

"Untuk pengungsi Merapi yang ditampung di tiga tempat pengungsian tersebut sampai saat ini belum ada yang sakit serius, kalau ada hanya sakit-sakit ringan seperti pusing, batuk, demam dan lain-lain," katanya.

Untuk pengungsian di Dompol menampung sebanyak 1.312 orang, Keputran 2.600 orang dan Bawukan 5.110 orang, mereka itu berasal dari Desa Balerante, Sidomulyo, Tegalmulyo dan Kendalsari yang semuanya masuk Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement