Senin 01 Nov 2010 00:41 WIB

Merapi Tunjukkan Perkembangan Positif

Gunung Merapi
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Aktivitas seismik Gunung Merapi satu hari pasca letusan yang terjadi Sabtu (30/10) dini hari 00.16-00.37 WIB menunjukkan perkembangan ke arah positif yaitu dengan munculnya lebih banyak gempa low frekuensi.

"Sejak pukul 00.00-00.06 WIB muncul tujuh kali gempa low frekuensi (LF). Ini adalah perkembangan yang menarik karena mengindikasikan pembentukan kubah lava baru," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono di Yogyakarta, Minggu (31/10).

Menurut dia, apabila kubah lava baru tersebut sudah terbentuk, maka lava akan keluar secara alami yang berarti bahwa Gunung Merapi sudah menunjukkan karakteristik erupsinya. Disamping munculnya lebih banyak gempa LF, indikasi positif dari aktivitas seismik Gunung Merapi juga ditunjukkan dengan tidak adanya gempa vulkanik.

Meskipun demikian, lanjut dia, masyarakat masih harus tetap waspada mengingat guguran masih mendominasi aktivitas seismik Merapi. Selama pukul 00.00-00.06 WIB tercatat sebanyak 36 kali guguran.

Pengamatan secara visual, asap solfatara berwarna putih tebal bertekanan lemah dengan ketinggian maksimum 700 meter terlihat dari Pos Jrakah sekitar pukul 05.10 WIB.

Ia juga meminta agar masyarakat tetap berada di radius lebih dari 10 kilometer (km) dari pucak Gunung Merapi karena status gunung api tersebut masih tetap 'awas' dan tidak beraktivitas di badan-badan sungai karena potensi lahar dingin masih tetap ada. "Hujan yang turun sangat berpotensi untuk menimbulkan banjir lahar dingin," katanya.

Namun demikian, kata Surono, hujan akan sangat membantu masyarakat untuk menghilangkan abu vulkanik yang menutupi Yogyakarta pasca letusan Sabtu dini hari (30/10). "Abu vulkanik bisa menyebabkan infeksi saluran pernafasan, jika hujan turun, abu vulkanik akan hilang," lanjutnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement