Sabtu 16 Oct 2010 01:59 WIB

Pengedar Narkoba Internasional Ditangkap

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kawanan pengedar ribuan gram heroin dan sabu dibekuk Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya. mereka membawa 3.455 gram heroin dan 524 gram sabu senilai Rp 4,5 milyar. Mereka mengedarkan barang tersebut di sekitar Jabodetabek.

Heroin dibungkus dalam plastik yang diletakkan di dalam kaleng dodol bermerek Sheezan asal Lahore, Pakistan. Tingginya lima sentimeter, lebar 13 sentimeter dan panjang 20 sentimeter. bagian bawah. Heroin ditutupi dengan dodol atau manisan khas Pakistan. Heroin dan sabu juga dibungkus dalam plastik yang kemudian dimasukkan dalam kardus sasetan kopi dan astor. Beratnya antara 10 hingga 100 gram. "Heroin didatangkan dari Afganistan," terang Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Anjan Pramuka di kantornya, Jumat (15/10).

Sedangkan sabu diduga berasal dari Cina. Kedua Narkotika itu kemudian dikirim ke Pakistan. Kemudian barang dibawa ke Singapura dan Malaysia. "Kurir membawanya ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta," kata Anjan.

Dia mengatakan penyelundupan tersebut dikendalikan seorang tahanan LP Nusakambangan berjulukan Kapten. Dia memiliki lima sim-card telpon seluler. "Dia tidak punya telpon genggam, tapi bisa menelpon ke anak buahnya," kata Anjan.

Kapten sedang menunggu hukuman mati, karena tertangkap basah mengedarkan narkotika lebih dari satu kilogram. Anjan menerangkan Kapten masih sempat memesan barang karena belum juga dihukum mati meskipun vonisnya sudah dikeluarkan. Jika Kapten memesan, heroin ataupun sabu akan datang melalui sejumlah kurir. Antara satu dengan kurir lain tidak saling bertemu. Saat barang sampai ke Pakistan ada kurir yang membawa ke Singapura, dan ke negara lain hingga akhirnya sampai ke Indonesia.

Kurir di Indonesia mengambil barang tersebut di hotel, pusat perbelanjaan, atau bahkan pusat-pusat keramaian. Barang diletakkan dalam tempat penitipan atau didalam kamar hotel. Kemudian kurir di Jakarta akan mengambil. Kapten akan mendapatkan uang melalui transfer rekening antar bank.

Selama ini, sabu dan heroin yang mereka jual tersebar di Jabodetabek. Pemakainya berasal dari berbagai kalangan, terutama mereka yang berekonomi di atas rata-rata. "Sabu dan heroin harganya lebih tinggi," kata Anjan. Dia mengatakan dengan disitanya sabu dan heroin itu, tidak kurang dari 30 ribu warga dijauhkan dari barang perusak syaraf tersebut.

Pengungkapan kasus ini bermula dari tertangkapnya YA alias YL dan DR alias AC di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, akhir September lalu. Saat itu anggota Ditnarkoba menyamar sebagai pembeli. Saat transaksi, keduanya langsung dibekuk sejumlah polisi. Tidak kurang dari 86 gram sabu dan 575 gram heroin diamankan dari keduanya.

Saat diperiksa, keduanya mengaku mendapatkan barang dari tahanan LP Nusakambangan, Kapten. Lelaki asal Nigeria yang bernama asli Samuel alias Kris itu memiliki kurir berinisial EM. EM dibekuk di Jl Kalibata III, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dari tangannya, polisi menyita 50 gram heroin. Tersangka lainnya, TSA, juga diamankan. "Dialah pemasok barang yang berhubungan dengan EM," papar Anjan.

TSA dan EM sama-sama mengakui menyimpan 2.830 gram heroin dan 483 gram sabu di rumah Jl Batu I, Gg Arab no 9, Pejaten Timur, Pasar Minggu. Anjan mengatakan sehari, hari, semua kurir menjual sekitar 500 gram heroin dan sabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement