Selasa 08 Jun 2010 03:03 WIB

Puspiptek Bantu Penanganan Masalah Sampah Kota Tangsel

Rep: c25/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,TANGSEL--Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, menawarkan solusi kepada Pemkot Tangsel untuk menangani masalah sampah. Pemkot Tangsel menyambut baik rencana tersebut.

Menurut Kepala Puspiptek Serpong, Jemi Ruslan, pihaknya telah mengembangkan mesin pengolah sampah sederhana yang bisa digunakan oleh masyarakat. Mesin tersebut merupakan temuan dari praktisi lingkungan asal Jawa Tengah, Budi Sulaeman. "Hasil karya atau temuan sesorang akan kami kembangkan jika memberikan mandat bagi masyarakat," ucap Jemi, usai pembukaan pameran teknologi se-Banten, di Ciputat, Kota Tangsel, Senin (7/6).

Menurut Jemi, cara kerja mesin tersebut adalah, terlebih dahulu sampah organik dan non organik dipisahkan. Lalu, sampah organik yang mengandung glukosa dan hemilulosa yang dimasukkan ke dalam wadah mesin tersebut.

Setelah itu, sambung Jemi, mesin akan menggiling sampah organik yang kemudian diperas. Dari hasil perasan, akan diperoleh air sari pati. Kemudian, air sari pati tersebut dicampur dengan enzim alfa amilase dan regilot yang kemudian diendapkan selama lima hari. Sehingga terjadi fermentasi.

Hasil fermentasi inilah yang kemudian disuling di dalam mesin hingga menghasilkan tetesan air yang mengandung gas metan. "Gas metan itulah yang bernilai ekonomis karena bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar," ucap Jemi.

Lebih lanjut Jemi mengatakan, mesin tersebut menggunakan tenaga listrik sebesar 1000 watt. Untuk satu unit harganya, Jemi mengatakan mesin tersebut satu unitnya mencapai Rp 1,4 Juta. Namun, mesin tersebut belum diproduksi secara massal karena belum banyak masyarakat yang mengetahui mesin tersebut.

Menurutnya, mesin tersebut baru bisa diproduksi secara masal jika masyarakat sadar dengan perilaku hidup yang sehat. "Untuk menggunakan mesin ini, masyarakat harus menyadari bahwa sampah merupakan tanggung jawab pribadi," ucapnya.

Sebab, mesin ini lebih difokuskan kepada pengolahan sampah yang berasal dari rumah tangga yang membutuhkan kesadaran masyarakat terhadap pengolahan sampah. Solusi yang diberikan dari Puspiptek Serpon tersebut sesuai dengan program dari Pemkot Tangsel yang meminta masyarakat untuk bertanggung jawab mengolah sampah rumah tangganya sendiri.

"Sampah yang diolah sendiri oleh masyarakat akan jauh lebih baik dari pada penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah," ucap Kasi Pengumpul dan Pengolah Sampah DKPP Kota Tangsel, M Razfik Tahir. Menurutnya, hal tersebut bisa membantu pemerintah untuk membuat lingkungan di wilayah Tangsel menjadi lebih terjaga kebersihannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangsel, Sudrajat, sangat mengapresiasi solusi yang ditawarkan oleh Puspiptek tersebut. "Kita akan lakukan kerjasama dengan Puspiptek untuk menangani masalah sampah," ucap Sudrajat.

Menurutnya, jika mesin pengolah sampah yang ditawarkan oleh Puspiptek Serpong tersebut berhasil, maka Pemkot Tangsel akan memberi bantuan untuk memproduksi secara massal mesin tersebut dan akan diberikan kepada masyarakat. "Berapapun biayanya akan kita anggarkan untuk memproduksi secara massal mesin itu," ucap Sudrajat.

Sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh Pemkot Tangsel. Tumpukkan sampah di beberapa titik masih ada seperti di Pasar Ciputat, Jalan Raya Ciputat, Pasar Serpong, Pamulang, dll. Sampah tersebut seringkali menyebabkan daerah lain ikut merasakan akibatnya.

Pada 13 Januari 2010 yang lalu, enam truk sampah milik Pemkot Tangsel ditangkap aparat Satpol PP Kota Tangerang karena membuang sampah di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang. Selain itu, pada 9 Februari 2010 yang lalu, Pemkab Bogor sampai mengirimkan surat Somasi ke Pemkot Tangsel karena salah satu daerahnya di Gunung Sindur menjadi tempat pembuangan sampah yang berasal dari Kota Tangsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement