REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Ketua Harian Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba, Edward Simanjuntak, mengatakan, air di objek wisata utama di Sumatera Utara itu cukup kotor, sehingga enceng gondok banyak muncul di permukaan danau.
Di sela-sela rapat evaluasi dan koordinasi Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT) dengan kabupaten/kota di sekitar kawasan Danau Toba di Medan, Kamis, ia mengatakan, enceng gondok itu merupakan tumbuhan yang sering muncul di daerah yang airnya kotor.
"(Dengan munculnya enceng gondok) orang yang mengerti akan tahu pasti kalau air Danau Toba itu kotor," katanya.
Menurut Edward, cukup bayak faktor yang menyebabkan kotornya air Danau Toba yang merupakan salah satu lokasi wisata andalan di Sumut itu.
Ia mencontohkan keberadaan keramba ikan, limbah hotel dan restoran yang banyak terdapat di pinggiran Danau Toba, usaha aquafarm, dan curahan air hujan yang membawa sampah dari pemukiman warga.
Demikian juga dengan limbah hotel dan restoran yang dibuang ke Danau Toba harus dihentikan dengan memberdayakan Badan Lingkungan Hidup atau Dinas Kebersihan setempat.
Aparatur pemerintahan di sekitar kawasan Danau Toba harus dapat melakukan inovasi dalam menanggulangi limbah dan sampah dari hotel dan restoran yang jumlahnya cukup banyak. Ia mencontohkan pemanfaatan sampah untuk kepentingan ekonomi.
"Sampah plastik dapat dibersihkan dan dijual. Sedangkan sampah nonplastik ditanam untuk dijadikan kompos. Yang penting, pihak hotel dan restoran harus dilibatkan," katanya.