JAKARTA -- Pencemaran air Sungai Ciliwung saat ini sudah memasuki tahap pencemaran berat, sebagian besar penyebab pencemaran itu adalah limbah domestik atau sampah rumah tangga."Pencemaran berat akan mengakibatkan biota sungai berkurang dan airnya tidak bisa dimanfaatkan," kata kata Petugas Pemantauan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLH) DKI Jakarta, Prihatma, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil data pemantauan terakhir pada 2008 di enam titik, hanya dua titik pemantauan yang termasuk indek pencemaran airnya kategori sedang, yakni di sekitar Condet dan Kelapa Dua.Sedangkan empat titik pemantauan lainnya kualitas air Ciliwung sudah tercemar berat dilihat dari parameter kimia dan biologinya. Keempat titik tersebut yakni Manggarai, Kwitang, Pantai Marina dan Kapuk Muara (PIK)."Kalau bulan Oktober atau musim hujan, kualitas air sedikit lebih baik kecuali di Marina dan Kapuk Muara," kata Prihatma.
Pencemaran di sepanjang Sungai Ciliwung tersebut bukan didominasi limbah industri, karena sepanjang sungai Ciliwung tidak terlalu banyak industri. Namun penyebab utamanya adalah kebiasaan warga membuang sampah dan limbah rumah tangga lainnya ke dalam sungai.Data tahun 2007 dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta, kata dia, volume sampah dari seluruh wilayah DKI Jakarta sekitar 6000 ton setiap harinya termasuk sampah dari sungai. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk DKI Jakarta setiap tahunnya.
Untuk itu BPLHD DKI Jakarta akan menyelenggarakan Kampanye Kali Bersih 2009 dipusatkan di Kel Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan Minggu (21/6) dalam rangka HUT DKI Jakarta ke-482 dan tujuan utamanya menumbuhkan kesadaran warga tidak membuang sampak ke sungai.Bentuk kegiatan kampanye dilakukan berupa kerja bhakti bersihkan sampah di kali serta melalui lomba perahu rakit. Selain itu juga akan dilakukan arung sungai dengan menggelar spanduk dan berorasi dengan tema "Stop Nyampah di Kali".ant/kpo