Selasa 07 Sep 2010 23:37 WIB

Polisi Usut Pelaku Teror di RS Bethesda Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Poltabes Yogyakarta masih menyelidiki dan mengusut pelaku teror di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang mengancam akan meledakkan bom yang telah dipasang di area rumah sakit tersebut Selasa (7/9) pagi. "Kami masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku, dengan melacak nomor telepon yang digunakan. Kami akan kerjasama dengan Telkom atau operator telepon," kata Kapoltabes Yogyakarta Kombes Pol Atang Heriadi, Selasa.

Menurut dia, setelah menerima laporan ada ancaman bom di RS Bethesda pihaknya langsung menghubungi Tim Jihandak Gegana SatBrimobda Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakukan langkah pengamanan. Tim Jihandak setiba di lokasi langsung menyisir beberapa tempat seperti koperasi yang ada di basement, lokasi penyimpanan barang, kantor serta kamar-kamar pasien yang diduga kuat ada bomnya.

"Setelah kami sisir beberapa tempat, tidak ada benda yang mencurigakan, bom juga tidak ada," katanya. Ia mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pihak rumah sakit yang dengan cepat melaporkan adanya ancaman bom tersebut sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi.

"Kami juga merespon laporan masyarakat segera, meskipun pada akhirnya tidak ditemukan bom, tapi ini untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang merugikan," katanya.

Kepala Bidang Kehumasan RS Bethesda Yogyakarta Nur Sukawati mengatakan ancaman bom tersebut disampaikan seseorang dengan suara laki-laki di dalam telepon yang diterima bagian operator sejak Senin (6/9). "Pada Senin (6/9) setiap satu jam suara lelaki meneror dengan mengancam bom, sejak pukul 12.00 hingga pukul 16.00 WIB, hari ini ternyata masih berlanjut mulai pada pukul 08.00 WIB dan sampai beberapa kali," katanya.

Ia mengatakan, bahkan, sesaat setelah polisi menyisir beberapa tempat, lelaki yang menereor tadi kembali menelepon ke operator. "Namun, saat menelepon setelah penyisiran tersebut lelaki tadi tidak menyebut rumah sakit, tetapi justru menyebut `terminal ya? mau meledak`, pasar ya? mau meledak!," katanya.

Menurut dia, pada hari pertama teror belum dilaporkan karena dianggap hanya orang iseng. "Suara di telepon itu seperti orang mabuk, tetapi karena telepon berkali-kali dengan ancaman yang sama, pihak rumah sakit kemudian melapot ke polisi," katanya.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement