Thursday, 23 Syawwal 1445 / 02 May 2024

Thursday, 23 Syawwal 1445 / 02 May 2024

Bea Cukai Luwuk Dukung Ekspor Perdana 50 Ton Tepung Kelapa

Rabu 28 Aug 2019 10:01 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Bea Cukai Luwuk menghadiri launching ekspor perdana 50 ton tepung kelapa kering (dessicated coconut) oleh PT. SASL and SONS Indonesia ke Jerman Jumat (23/8).

Bea Cukai Luwuk menghadiri launching ekspor perdana 50 ton tepung kelapa kering (dessicated coconut) oleh PT. SASL and SONS Indonesia ke Jerman Jumat (23/8).

Foto: Bea cukai
Kelapa kering diekspor ke Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bea Cukai Luwuk menghadiri launching ekspor perdana 50 ton tepung kelapa kering (dessicated coconut) oleh PT. SASL and SONS Indonesia ke Jerman Jumat (23/8). Acara ini dihadiri oleh Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Bupati dan Wakil Bupati Banggai, Kadin Perindustrian dan Perdagangan Kab Banggai, perbankan serta instansi vertikal yang di kabupaten Banggai.

PT. SASL And SONS adalah anak perusahaan dari Silvermil Group yang berkantor pusat di Srilanka dan telah berdiri selama 99 tahun. Silvermill merupakan salah satu perusahaan pengolahan kelapa tertua di dunia.

Presiden Direktur Silvermill group, Ruwantissa Suresh Anthony Silva, menyampaikan selain tepung kelapa kering (dessicated coconut), ke depannya perusahaan akan memproduksi olahan biji kelapa lainnya seperti VCO (virgin coconut oil), coconut milk dan coconut water.

Saat ini karyawan PT. SASL And SONS di Luwuk mempekerjakan 450 orang karyawan, 60 persen di antaranya adalah wanita. "Memproduksi 65 ribu kg/hari tepung kelapa kering. Diharapkan 3 tahun mendatang menjadi 1500 pegawai, dan rencana produksi 400rb kg/hari," ungkap Suresh.

Kepala Kantor Bea Cukai Luwuk Sigit Santosa menyampaikan kegiatan ekspor perdana ini akan sangat berpengaruh dalam perkembangan neraca perdagangan. Bea Cukai juga melakukan asistensi proses ekspor yang dilakukan PT. SASL and SONS Indonesia.

Sesuai fungsi BC sebagai Trade Facilitator dan Industrial Assistance, Bea Cukai Luwuk mengasistensi mulai dari sebelum proses produksi, impor mesin dan peralatan pabrik dengan fasilitas BKPM. "Selanjutnya setelah proses produksi, Bea Cukai mengasistensi dalam proses ekspor mulai dari teknis pengajuan dokumen PEB, penerbitan NPE (Nota Pelayanan Ekspor) sampai dengan terealisasinya ekspor perdana ini," ungkap Sigit

Potensi kelapa di Banggai yang besar dan dilanjutkan dengan investasi industri di bidang pengolaan biji kelapa menjadi tepung kelapa menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang penerimaan negara. Bea Cukai berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait berharap Pelabuhan Tangkiang di Luwuk dapat menjadi pelabuhan ekspor dan daerah Luwuk menjadi penopang perekonomian negara nantinya.

“Diharapkan dengan kegiatan ekspor ini, dapat mendorong kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Banggai dan menjadi penyemangat untuk terus meperkenalkan produk lokal indonesia ke dunia intenasional," ucap Sigit.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler