Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Pengusaha Dukung Penguatan Reformasi Bea Cukai

Jumat 07 Jul 2017 18:19 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Customs Talk 'Sharing Session Program Penguatan Reformasi Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC)' Jumat (7/7).

Customs Talk 'Sharing Session Program Penguatan Reformasi Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC)' Jumat (7/7).

Foto: bea cukai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP) dan Asosiasi Perusahaan Kawasan Berikat (APKB) mendukung program penguatan reformasi Bea Cukai. Sejak Desember 2016, Bea Cukai berupaya mewujudkan proses bisnis impor ekspor yang sehat, adil, dan transparan.

Direktur Teknis Kepabeanan, Oza Olavia mengatakan beberapa program unggulan telah selesai dijalankan oleh Bea Cukai. "Kali ini Bea Cukai akan menjalankan program-program berikutnya sebagai lanjutan penguatan reformasi, salah satunya adalah penertiban importir berisiko tinggi,” kata Oza dalam acara Customs Talk 'Sharing Session Program Penguatan Reformasi Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC)' Jumat (7/7).

Menurutnya, hal ini merupakan sisi lain dari pemberian fasilitas yang berjalan secara paralel guna lebih meningkatkan kepatuhan importir yang dipandang perlu untuk menjadikan Bea Cukai organisasi yang efektif dan kredibel, mengoptimalisasi penerimaan, serta utamanya dalam mewujudkan industri dan perdagangan yang tertib dan adil.

Menanggapi pelaksanaan program penertiban impor berisiko tinggi, Ketua APJP, Edward Otto Kanter mengungkapkan bahwa pihaknya merespon positif dan akan membantu mengoptimalkan pelaksanaannya dengan cara menambah jumlah perusahaan yang patuh melalui program member get member. Selain itu APJP juga menyambut baik langkah yang dilakukan Bea Cukai dalam mengkategorikan importir berisiko tinggi.

“Kami mengapresiasi pendekatan yang digunakan Bea Cukai dalam mengkategorikan importir berisiko tinggi berdasarkan company performance bukan berdasarkan jenis produk,” kata Edward.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler