Tahun ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah, dan selama setahun ke depan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan menjadi ketua ASEAN Customs. Di dalam pertemuan dibahas mengenai perkembangan kinerja forum-forum kepabeanan di bawah ASEAN Customs. Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi turut menyatakan bahwa dalam pertemuan ini juga dibahas terkait perkembangan kinerja yang signifikan dalam proses integrasi ASEAN Customs, khususnya di beberapa area. Pertama, adanya Pengesahan ASEAN Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN) 2017 yang merupakan pembaruan dari AHTN 2012.
Hal ini menandakan upaya yang terus menerus dalam menyeragamkan klasifikasi barang oleh seluruh ASEAN Customs dengan tujuan simplifikasi proses bisnis, sebagai bentuk fasilitasi perdagangan antar negara. Hingga saat ini, lima negara telah mengimplementasikan AHTN 2017, disusul dengan negara yang tersisa dengan mempercepat prosedur dalam negerinya untuk dapat segera mengimplementasikan AHTN 2017.
Kedua, adanya perkembangan ASEAN Customs Transit System (ACTS) yang juga menunjukkan kemajuan signifikan. ACTS merupakan sebuah sistem manajemen yang mengatur keluar masuknya suatu barang dari satu negara ASEAN ke negara ASEAN lainnya dalam satu payung hukum kepabeanan yang bebas dari kompleksitas yang saat ini masih terjadi.
ASEAN Single Window juga merupakan salah satu program yang juga memiliki kemajuan signifikan. Salah satunya adalah dengan diadakannya Project Management Office (PMO) di dalam ASEAN Secretariat untuk mengelola kinerja ASW sehari-hari. Pertukaran data secara elektronik juga telah dimungkinkan dalam ASW. Pencapaian ini akan semakin mewujudkan tujuan ASW untuk mempercepat proses pengelauaran barang, sejalan dengan mengurangi biaya logistik di ASEAN.
Pencapaian lainnya yaitu pengesahan Terms of Reference (TOR) on the Private Sector Engagement sebagai panduan untuk ASEAN Customs Committee, Working Groups and the Private Sector. Hal ini dicanangkan mengingat dapat mendorong private sector nasional, asosiasi nasional, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)/Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mendapatkan dukungan dalam memajukan perdagangan ASEAN.
Tak hanya itu, pertemuan ini juga dihadiri mitra dialog dari Republik Rakyat Cina (RRC), Jepang, Korea, serta pendatang baru Australia, dan perwakilan dari World Customs Organization (WCO). Beberapa pertemuan bilateral juga diadakan antara mitra dialog tersebut guna menjalin dan mempererat kerja sama. Selain dengan mitra dialog di atas, pertemuan bilateral juga diadakan dengan EU-ASEAN Business Council dan US-ASEAN Business Council yang bertujuan untuk memperkuat kemitraan Bea Cukai dengan sektor bisnis.