Kamis 30 Aug 2018 23:34 WIB

Skateboarder Indonesia Bela Atlet Malaysia Korban Bully

Aksi dukungan itu merupakan buntut dari bully yang bertubi-tubi kepada Fatin.

Skateboarder Malaysia Fatin Syahirah Roszizi.
Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/M N Kanwa
Skateboarder Malaysia Fatin Syahirah Roszizi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejumlah skateboarder Indonesia membela atlet Malaysia Fatin Syahirah Roszizi yang kalah di final cabang olahraga skateboard Asian Games 2018. Fatin menjadi korban perundungan atau bully dari warganet di negaranya. 

Berdasarkan pantuan Antara dari Palembang, Kamis (30/8) malam, skateboarder Indonesia seperti Pevi Permana Putra dan Bunga Nyimas Cinta langsung angkat suara sebagai bentuk solidaritas. Aksi dukungan itu merupakan buntut dari bully yang bertubi-tubi kepada Fatin yang gagal di final nomor street (jalanan) Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City, Palembang, 29 Agustus lalu. 

Pada partai final, remaja berhijab itu berada pada peringkat delapan atau paling akhir dengan skor 5,4 poin. Sebaliknya, skateboarder Indonesia Bunga Nyimas Cinta meraih podium dan memenangkan medali perunggu. 

Setelah perlombaan usai, warganet (netizen) Malaysia mulai menghujani kolom komentar akun media sosial Instagram Fatin dengan kalimat bernada kecaman dan hinaan. Ada yang menghujat penampilan Fatin memalukan kontingen Malaysia di Asian Games 2018. Selain itu, ada juga yang menuding Fatin hanya menghabiskan uang negara karena penampilannya di final sangat payah.  

Perundungan tersebut sepertinya sangat berdampak pada Fatin, yang akhirnya memilih untuk menghapus semua unggahan di akun instagram @fatinsyahirahroszizi miliknya. 

Menanggapi hal itu, Bunga Nyimas Cinta menggalang dukungan untuk fatin dengan mengirimkan unggahan di Instagram dengan tagar #fightforfatin dan meminta pengikutnya untuk menyebarkannya. Dalam unggahan itu, Nyimas menuliskan kata-kata penyemangat untuk Fatin sebagai saudara sesama skater. Atlet 12 tahun itu menyemangati Fatin untuk tidak berhenti menjadi skateboarder. 

Dukungan untuk Fatin juga disampaikan oleh Pevi Permana Putra, peraih perunggu skateboard Asian Games 2018, yang meminta agar para netizen tidak merasa maha benar dan suci yang hanya melihat hasil akhir sebuah pertandingan. Skateboarder veteran asal Bandung ini meminta agar setiap orang untuk menghargai perjuangan atlet mulai dari pemusatan latihan karena harus meninggalkan keluarga, sekolah hingga pekerjaan.

"Apalagi seperti Fatin yang baru berusia 16 tahun. Kasihan sekali untuk mentalnya. Harusnya didukung, bukan dicerca," kata Pevi dalam pernyataan resminya.  

Setiap atlet tentu ingin meraih medali emas, tapi semua proses berjalan ada yang sesuai target dan ada yang gagal. Ia menyontohkan nasib atlet Indonesia Sanggoe Dharma Putra yang akhirnya hanya meraih medali perak karena selisih poin yang sangat tipis.  

"Ya itu bukan maunya Sanggoe. Dia mencoba trik yang lebih baik untuk meraih emas dengan hasil terbaik. Tapi kalau jalannya justru gagal, ya apa boleh buat. Atlet sudah berusaha. Hargailah keringat dan jerih patah atlet. Kita juga manusia," katanya. 

Bunga Nyimas Cinta menambahkan, banyak skateboarder dari luar negeri yang akhirnya juga ikut bersuara membela Fatin, salah satunya adalah Sophie Leonarno, skateboarder asal Australia.  

Ia mengatakan Fatin akhirnya merasa terbantu dengan dukungan moral dari skateboarder Indonesia. Fatin mengucapkan terima kasih lewat pesan pribadi ke akun Instagram Bunga Nyimas. 

"Terima kasih Bunga, terima kasih juga kepada warga Indonesia. Saya kalian. Fatin akan try untuk improve for future," kata Bunga Nyimas menirukan pesan Fatin kepadanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement