Jumat 31 Aug 2018 17:41 WIB

Tias Andira Akui Kekuatan Taipei dan Korea Selatan

Beberapa atlet sepatu roda Korea dan Taipei sudah pernah menjuarai Kejuaraan Dunia.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Atlet sepatu roda beradu cepat pada nomor 20 km putra Asian Games 2018 di Arena Roller Skate Kompleks Jakabaring Sport City, Palembang, Sumsel, Jumat (31/8).
Foto: Antara/Inasgoc/Wahyu Putro A
Atlet sepatu roda beradu cepat pada nomor 20 km putra Asian Games 2018 di Arena Roller Skate Kompleks Jakabaring Sport City, Palembang, Sumsel, Jumat (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Atlet sepatu roda putra Indonesia Tias Andira mengakui kemampuan atlet-atlet Cina-Taipei dan Korea Selatan yang meraih medali emas, perak, dan perunggu di Asian Games 2018. Sementara, Tias tereleminasi sebelum balapan berakhir.

"Saya dengar sih bunyi bel, emang udah ngga sanggup saya, kecepatannya melebihi dari keahlian saya," kata Tias seusai pertandingan di venue rollerskate, Jakabaring Sports City, Palembang, Jumat (31/8).

Tias tereliminasi ketika perlombaan menyisakan lima putaran terakhir dari total 52 lap. Tias mengatakan, atlet-atlet dari Taipei dan Korea Selatan melaju dengan sangat cepat. Sehingga pemuda berusia 22 tahun tersebut pun kewalahan. "Udah beberapa lap terakhir udah kelewat batas, udah sakit-sakit saya, tapi emang saya merasa masih bisa tapi ternyata ada bel eliminasi," ucapnya.

Palembang cukup terik pada siang hari, termometer sempat menunjukan suhu udara mencapai 38 derajat Celcius. Ketika balapan sepatu roda berlangsung, sempat hujan gerimis mengguyur lintasan meski hanya sebentar.

Menurut Tias cuaca tidak menjadi faktor kekalahannya. "Cuaca sih saya pikir ngga, karena sudah satu dua minggu seringlah kami main di sini," kata dia.

Tias mengakui, pesaing-pesaingnya memang sangat tangguh. Beberapa di antara mereka sudah pernah menjuarai Kejuaraan Dunia. Atlet Cina Taipei Tsucheng Tao yang meraih medali emas pernah menjadi juara di beberapa kejuaraan besar lainnya.

"Karena pesaingnya emang biasa main di Eropa, yang Taipei itu yang India sih dia jarang main di Eropa tapi yang Korea sama Taipei udah sering. Saya udah sering ketemu juga sih tapi memang beda kelasnya pas main dia udah senior saya masih junior," jelas Tias.

Atlet sepatu roda putra lainya Muhammad Oky Andrianto berhasil menyelesaikan balapan. Tapi ia hanya mampu finis di posisi ketujuh dengan catatan waktu 33 menit 55,981 detik. Padahal sebelumnya Oky diharapkan dapat menyumbangkan medali untuk Indonesia dari cabang olahraga sepatu roda. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement