Selasa 22 Mar 2011 20:18 WIB

Mahasiswa UI Akui Pemilik Paket Mencurigakan

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Seorang mahasiswa program doktoral Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) mengakui sebagai pemilik paket mencurigakan. "Saya memang menaruh kardus 'laptop' di bawah untuk mengikuti kuliah umum Perdana Menteri Xanana Gusmao di atas," kata Wa Ode Sipatu di Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa.

Ia mengatakan, baru saja membeli komputer jinjing tersebut dari Harco Glodok, Jakarta, dan komputer jinjing tersebut sedang diprogram di rumah anaknya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. "Kardusnya masih saya butuhkan makanya saya bawa ke kampus," katanya.

Ia mengatakan, terburu-buru dan banyak mahasiswa yang ingin mengikuti kuliah umum tersebut maka kardus komputer jinjing tersebut dia letakkan dilantai dasar. "Tadinya saya mau titip namun tidak ada orang makanya saya letakkan saja," ujarnya.

Wa Ode baru menyadari bahwa kardus komputer jinjingnya telah hilang setelah pihak keamanan tidak memperbolehkan dirinya melintas tempat di mana ia meletakkan kardusnya. "Saya heran mengapa saya tidak boleh lewat padahal saya ingin mengambil kardus 'laptop' saya," katanya.

Namun setelah pihak keamanan menjelaskan maka ia pun meminta maaf jika sampai membuat kepanikan para petugas keamanan. Kepala Deputi Sekretariat Pimpinan UI Devie Rahmawati mengatakan, dengan diakuinya paket yang sebelumnya dicurigai tersebut, maka tidak ada ancaman bom di kampus UI. "Situasi aman tidak ada ancaman bom," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan sebuah paket mencurigakan diletakkan di dekat Gedung AJB FISIP UI, tempat Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao memberi kuliah umum. Sebuah paket kotak bingkisan komputer jinjing merk Dell diikat dengan tali plastik hitam. "Tadi tempat ini tidak ada apa-apa, tapi tiba-tiba ada paket tersebut," kata Humas Fisip UI Raymond Michael. Ia tidak mengetahui asal muasal barang tersebut.

Tim keamanan dari Paspampres berusaha mengamankan bingkisan tersebut dengan menggunakan peralatan anti bom. Pihak keamanan meminta kepada mahasiswa dan wartawan untuk menjauhi bingkisan tersebut sejauh 23 meter, untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk tidak mengambil resiko dengan bingkisan, tersebut pihak keamanan membawa bingkisan tersebut keluar FISIP dengan menggunakan mobil khusus untuk penjinak bom.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement