Selasa 22 Mar 2011 14:54 WIB

Yuk, Mendidik Anak Dengan Metode HypnoParenting

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Informasi penting bagi guru sekaligus orangtua yang ingin memperoleh bekal mendidik anak dengan baik dan benar. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Cendikia, Pusat Kajian dan Pengembangan Potensi Sumber Daya Manusia, di Jl Senopati Raya 7, Jakarta Selatan, memberi penawaran

pelatihan gratis tentang HypnoParenting.

Menyadari arti penting orangtua dalam mempersiapkan masa depan anak, LSM Cendekia memberi pelatihan HypnoParenting setiap Senin. ''Sehubungan dengan aktivitas ini, publik jadi mengerti apa itu HypnoParenting dan bagaimana aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang berkait dengan mendidik anak,'' tutur Dr Agus Sutiyono MM CHt, Direktur Eksekutif Cendikia.

Apa itu HypnoParenting? Hypoparenting terdiri dari dua kata dasar: hypnosis dan parenting. Fenomena hypnosis dialami setiap hari. Coba bayangkan jeruk segar. Bayangkan jeruk tersebut dibelah dan dikucurkan ke mulut. Reaksi tubuh adalah air liur jadi encer. Padahal, jeruknya tidak ada atau hanya imajinasi saja. Tetapi, mengapa tubuh bereaksi dengan cara yang sama ketika jeruknya benar ada. Itulah hypnosis.

Nah, sekarang apa itu Parenting? Parenting adalah, segala sesuatu yang berurusan dengan tugas orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak.

''Oleh karena itu, HypnoParenting berusaha mempetakan dan membuat sistemasi atas segala hal yang berhubungan dengan tugas sebagai orangtua ditinjau dari sudut pandang cara kerja pikiran dan pengaruhnya terhadap masa depan seorang anak. Mengapa kita meninjaunya dari sudut pandang cara kerja pikiran? Karena, segala sesuatu berakar dari pikiran. Manusia, anak sampai dewasa, melakukan segala sesuatu karena punya pikiran.

Hal sederhana,''mengapa bayi belajar berjalan?''. Karena, ia melihat semua orang dewasa di sekitarnya berjalan tegak. Jika selama lima tahun pertama hidupnya, sang bayi hanya melihat orang sekitarnya merangkak, maka ia pasti akan merangkak juga.

Inilah mekanisme hypnosis paling sederhana. Orangtua telah mempengaruhi bayi dengan contoh nyata, suatu hari ia berjalan juga sebagaimana orang dewasa.

Hal ini ditangkap otak bawah sadarnya dan diproses sampai suatu saat bayi mulai mencoba untuk berdiri tegak dan berjalan. Tetapi, karena tulangnya belum kuat, maka ia terjatuh. Tetapi karena kita sugesti, "Ayo coba lagi. Berdiri lagi sayang, kamu pasti bisa", maka ia akhirnya bisa berjalan.

Bayangkan apa yang akan terjadi jika sugestinya, "Alaaa percuma, kamu tidak akan bisa. Sudahlah duduk saja tidak usah berdiri atau berjalan". Apakah bayi bisa berjalan? Jawabnya, tentu tidak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement