Ahad 06 Mar 2011 09:47 WIB

Hampir 20 Persen Petani Bali Jual Gabah Jelek

Petani memupuk sawahnya
Foto: Antara
Petani memupuk sawahnya

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR - Sebanyak 19,36 persen petani Bali menjual gabah jelek atau gabah kering panen (GKP) kualitas rendah. Yakni, kadar air di atas 25 persen selama bulan Februari 2011.

Hal itu akibat proses penjemuran pascapanen tidak dilakukan oleh petani secara maksimal. Hal tersebut membuat gabah yang dihasilkan itu kualitasnya masih rendah. Demikian kata Kepala Badan Statistik Provinsi Bali, Gede Suarsa, di Denpasar, Ahad (6/3).

Hal itu berkat kerja keras dan kesungguhan petani menangani pascapanen, meskipun cuaca belakangan ini tidak menentu. Buruknya kualitas pascapanen ini mempengaruhi harga jual gabah.

Gede Suarsa menjelaskan harga gabah di tingkat petani rata-rata mengalami penurunan sebesar 6,80 persen dan di tingkat penggilingan 6,54 persen dibanding bulan sebelumnya. Meskipun, harganya masih tetap di atas harga patokan pemerintah (HPP). Gabah kualitas GKP di tingkat petani rata-rata Rp 3.084,96 per kilogram dan di tingkat penggilingan Rp 3.143,11 per kilogram.

Meskipun demikian tidak ditemukan adanya transaksi gabah di petani dengan kualitas GKP di bawah HPP. Harga gabah kualitas GKP terendah pada tingkat petani sebesar Rp 2.750/kg ditemukan di Kabupaten Badung untuk varietas Ciherang. Sementara harga gabah kualitas GKP tertinggi di tingkat petani sebesar Rp3.350 per kilogram ditemukan di Kabupaten Jembrana untuk varietas Inpori 7.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement