Sabtu 26 Feb 2011 15:30 WIB

Pembangunan Fasilitas Pulau Terdepan Hanya Wacana

Peta pulau terdepan Indonesia
Peta pulau terdepan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Pengamat hukum internasional dari Universitas Nusa Cendana Kupang Wilhelmus Wetan Songa mengatakan hasrat pemerintah untuk membangun fasilitas di pulau-pulau terdepan Indonesia, masih hanya sebatas wacana.

"Rencana pemerintah untuk membangun fasilitas di pulau terdepan itu sudah lama diwacanakan, tetapi sampai sekarang belum juga ada realisasinya," kata Songa yang juga dosen pada Fakultas Hukum Undana Kupang itu, Sabtu (26/2).

Ia juga menyatakan kurang sependapat jika eksistensi pulau terdepan Indonesia hanya diisi dengan pembangunan pos militer dan menara mercu suar. Ia menambahkan penempatan prajurit militer di pulau-pulau terdepan itu bukan menjadi jaminan utama untuk mengklaim bahwa pulau itu adalah bagian dari teritori Indonesia jika muncul konflik perbatasan dengan negara tetangga.

"Yang bisa kita jadikan sebagai bukti jika ada penduduk sipil di atas pulau itu serta adanya aktivitas nyata di pulau-pulau tersebut. Sipadan dan Ligitan akhirnya jatuh ke tangan Malaysia, karena Indonesia tidak memberdayakan pulau tersebut," ujarnya.

Menurut dia, kasus Sipadan dan Ligitan seharusnya menjadi bahan pelajaran bagi Indonesia dalam mengelola dan memberdayakan pulau-pulau terluar yang suka disebut dengan 'serambi depan' Indonesia. "Yang namanya serambi atau teras depan sebuah rumah, tampilannya harus lebih menawan dan memikat bagi siapa pun yang melihatnya sebagai cerminan dari wajah Indonesia Raya," katanya.

Ia kemudian mencontohkan pulau-pulau terdepan Indonesia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti Pulau Batek yang berbatasan dengan Timor Leste serta Pulau Ndana Rote dan Pulau Mangudu yang berbatasan dengan Australia. "Pulau-pulau yang eksotik bagi pengembangan pariwisata dan perikanan serta budidaya rumput laut hanya dibangun menara mercu suar serta pos pengamanan untuk prajurit militer," ujarnya.

Menurut Songa, pemerintah perlu mengajak swasta untuk mengelola pulau-pulau tersebut kemudian mendorong para transmigran untuk menempati pulau-pulau tersebut agar ada penduduk yang mengelola secara permanen potensi yang ada di pulau itu sebagai sumber penghidupannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement