REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah Terminal Kota Bekasi, Wan Sudradjat mengatakan sedikitnya dibutuhkan lahan seluas lima hektar.
"Sebenarnya terminal ini tipe B, tapi kenyataannya melayani tipe A," ujarnya. Lantaran keterbatasan tempat,ungkapnya, bus seharusnya tidak menginap.
Wan mengakui dengan luasnya sekarang, terminal belum cocok untuk melayani bus AKAP. Namun, melihat kebutuhan pengguna jasa, terminal harus melayani perjalanan bus AKAP. "Sebenarnya belum bisa melayani untuk tipe A tapi kebutuhan pengguna jasa membuat AKAP juga masuk terminal," ujarnya.
Terminal Kota Bekasi, sebutnya, hanya dapat menampung 339 kendaraan jenis bus yang tidak bergerak. Padahal, setiap harinya, ribuan kendaraan berbagai ukuran keluar masuk terminal. "Semua kendaraan tidak bisa tertampung sehingga ada yang tidak masuk terminal, " ujarnya.
Untuk memperlancar laju kendaraan di dalam terminal, Wan mengatakan pihaknya harus memberlakukan sistem dorong. Ketika ada kendaraan yang masuk, harus ada kendaraan yang keluar terminal. "Harus ada perluasan terminal untuk melayani semua kendaraan dengan baik, "ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Agus Darma mengungkapkan pihaknya pernah mengusulkan perluasan terminal pada 2006 lalu. Namun, rencana membeli lahan sekitar terminal tersebut tidak disepakati pemilik lahan. "Kalau tempat, terminal itu sudah ideal, cuma luasannya hanya memenuhi terminal tipe C," ujarnya.
Meski demikian, Agus mengatakan belum ada keluhan masyarakat terkait keterlambatan pemberangkatan. Karena itu, pihaknya masih akan menggunakan sistem pemberangkatan yang sudah diterapkan selama ini. "Sudah ada pengaturan kapan kendaraan harus diam dan berangkat sehingga pemberangkatan dapat tepat waktu, " ujarnya
Ikuti Whatsapp Channel Republika
