Rabu 26 Jan 2011 18:17 WIB

Pemerintah Perlu Tetapkan Zona Bahaya Sekunder Merapi

Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta
Foto: INTERNASIONAL BUSINESS TIMES
Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pemerintah perlu menetapkan zona bahaya sekunder erupsi Gunung Merapi untuk mengantisipasi bahaya yang ditimbulkan lahar dingin, kata dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Langgeng Wahyu Santosa.

"Hal itu perlu dilakukan karena permukiman warga di daerah perkotaan seperti di sekitar Sungai Code di Yogyakarta semakin padat sehingga berbahaya jika terjadi banjir lahar dingin," katanya pada seminar Penanganan Pascabencana di Yogyakarta, Rabu.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga perlu menetapkan zona luberan lahar di sekitar area yang pernah terkena awan panas dan aliran lahar erupsi Merapi pada 1911 hingga 2010. Jarak aman untuk mengosongkan luberan lahar adalah 500 meter dari aliran lahar.

"Pemerintah daerah juga diharapkan segera menyosialisasikan peta sebaran awan panas dan lahar dingin. Selain itu, penyusunan tata ruang wilayah ke depan juga diharapkan memperhatikan bahaya Gunung Merapi," katanya.

Ia mengatakan, sebanyak tujuh sungai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) rawan terkena luberan banjir lahar dingin selama musim hujan.

Ketujuh sungai itu adalah Sungai Tlising di Dusun Candi Duwur dan Bandung Desa Paten, Kecamatan Dukun, Magelang (Jateng), Sungai Code di Yogyakarta, Sungai Pabelan di Dusun Citra, Desa Gondosuli, Kecamatan Muntilan (Jateng).

Selanjutnya, Sungai Blongkeng di Dusun Mantel Tengah, Desa Pandangretno, Kecamatan Srumbung, dan Dusun Lengkongsari, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Magelang, Sungai Kuning, Dusun Karangpakis Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman (DIY).

Kemudian Sungai Gendol dari Dusun Bebeng sampai Desa Bokoharjo Prambanan, Sleman (DIY), Sungai Woro di Dusun Sambungrejo dan Dusun Tegalweru, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten (Jateng).

"Aliran lahar dingin berpola lurus sehingga sulit mengikuti pola saluran sungai yang berkelok. Lahar dingin yang mengalir membawa material berupa bebatuan berukuran besar," katanya.

Menurut dia, jika aliran lahar menemui alur yang menyempit dengan lereng curam, akan muncrat atau melompat ke bagian luar belokan dan terjadilah banjir.

"Semua bangunan di sekitar sungai akan hancur jika dihantam aliran lahar dengan kecepatan tinggi dan volume yang besar," kata peneliti Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana (KLMB) Fakultas Geografi UGM itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement