REPUBLIKA.CO.ID, CINANGKA--Ketinggian asap yang keluar dari Gunung Anak Krakatau, selama Rabu (22/12) lebih tinggi dibandingkan biasanya. "Dari pantauan kita, ketinggian asap Gunung Anak Krakatau (GAK) mencapai 1.700 meter, lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya," kata Kepala Pos Pemantau GAK Anton S Pambudi di Serang Provinsi Banten, Kamis (23/12).

Dia menjelaskan, faktor yang mempengaruhi ketinggian asap itu, di antaranya aktivitas kegempaaan dan hembusan dalam gunung yang berada di Selat Sunda tersebut. Menurut dia, pada Rabu (22/12) aktivitas kegempaan yang tejadi di GAK sebanyak 467 kali, terdiri dari vulkanik dalam (VA) satu kali, vulkanik dangkal (VB) 75 kali, letusan 116 kali, tremor letusan 57 kali, tremor harmonik tidak ada, dan hembusan 218 kali.

Terkait dengan status GAK, menurut dia, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan level II atau "waspada". Dengan status itu, PVMBG juga masih melarang warga untuk mendekat pada radius dua kilometer karena material yang dikeluarkan masih berbahaya.

"Material seperti batu dan kerikil yang dikeluarkan oleh gunung tersebut bisa melepuhkan kulit, dan menebus tubuh, karenanya pada radius itu kami melarang warga, turis dan nelayan mendekat," ujarnya.

Ia juga mengaku, akan memberikan informasi seputar perkembangan GAK pada masyarakat, namun untukk saat ini kondisinya tidak perlu dikhawatirkan. "Masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir dengan kondisi GAK saat ini, dan kami akan memberikan informasi pada warga terkait kondisi GAK," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika