Sabtu 11 Dec 2010 05:05 WIB

Pemkab Lumajang Kirim Anak Terlantar ke Ponpes

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang mengirimkan sebanyak 49 anak terlantar usia sekolah ke Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Kepala Kantor Sosial Lumajang, Benny Subandrio, Jumat (10/12), mengatakan pengiriman anak terlantar usia sekolah itu untuk mengikuti seleksi sebagai peserta didik dalam pendidikan formal di pondok pesantren setempat.

"Mereka yang dikirim adalah anak-anak yang berusia sekitar 12-15 tahun yakni anak-anak usia sekolah yang belum bisa menikmati pendidikan dasar 9 tahun," tuturnya menjelaskan.

Menurut dia, pengiriman 49 anak tersebut merupakan kerja sama Kantor Kementerian Agama Lumajang dengan Kantor Sosial setempat melalui program pendidikan terpadu anak harapan. "Petugas Kantor Sosial sudah melakukan seleksi terhadap anak-anak terlantar di sejumlah kecamatan dan hasilnya 49 anak terlantar itu berhak mengikuti program pendidikan terpadu anak harapan," paparnya.

Tidak hanya Kabupaten Lumajang, kata dia, sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur juga mengirim anak terlantar di masing-masing daerah untuk mengikuti seleksi yang dilakukan Ponpes Nurul Jadid. "Sebanyak 150 anak terlantar dari berbagai kabupaten/kota di Jatim berbarengan mengikuti seleksi bersama anak terlantar yang dikirim Pemkab Lumajang," terangnya.

Ia menjelaskan, anak-anak terlantar yang dikirim pemkab tidak secara otomatis diterima oleh Ponpes Nurul Jadid karena seluruh anak terlantar akan mengikuti seleksi hingga terpilih 50 anak. "Seleksi akan memilih 50 anak untuk menjadi peserta didik baru sesuai dengan jenjang umur dan berbagai hal yang ditentukan oleh ponpes setempat," kata Benny.

Ia berharap anak-anak yang kurang beruntung itu dapat mengikuti seleksi selama satu bulan di ponpes yang terkenal di Kabupaten Probolinggo itu. "Pendidikan di pesantren sangat bermanfaat untuk membina akhlak anak-anak yang kurang mampu itu, mereka juga mendapatkan pendidikan formal seperti di sekolah," katanya menambahkan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement