Selasa 07 Dec 2010 08:18 WIB

Pertumbuhan Perbankan Syariah Indonesia Capai 40 Persen

Rep: c23/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Pertumbuhan perbankan syariah semakin pesat di Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki PT Bank Muamalat (Tbk), pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mencapai 40 persen setiap tahunnya, sedangkan di tingkat dunia sebesar 35 persen. Hingga September 2010, jumlah aset bank syariah yang ada di Indonesia mencapai 800 miliar dollar AS.

Menurut Retail Banking Director PT Bank Muamalat (Tbk), Adrian Gunadi, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan bank syariah. Bahkan jumlah aset bank syariah di Indonesia jauh lebih besar dari Inggri (UK).

“Maka itu, Indonesia harus memiliki capacity building untuk mengembangkan bank syariah,” kata Adrian dalam acara talkshow dengan tema ‘Islamic Banking Outlook 2011’ di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Depok, Senin (6/12) siang.

Ia menambahkan, perguruan-perguruan tinggi di Indonesia perlu mengembangkan disiplin ilmu ekonomi dan perbankan syariah. Pasalnya, lanjut Adrian, Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bidang tersebut di Indonesia, masih minim.

Di Dubai dan Arab Saudi yang menjadi pusat perbankan syariah dunia, sebutnya, mayoritas pekerjanya berasal dari Malaysia dan Pakistan. Keterbatasan tersebut yang menjadi kendala perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

“Potensi perkembangan syariah tersebar global di seluruh dunia, bukan hanya di middke east dan sebagian Asia saja. Ini yang menjadi tantangan kita bagaimana mengatasi keterbatasan SDM tersebut,” paparnya.

Senada diucapkan Director Finance and Operation PT Bank Muamalat (Tbk), Hendiarto. Ia menuturkan, kendala yang dihadapi Indonesia dalam hal ini diantaranya masih terbatasnya instrument dan produk, karena sebagian besar didominasi oleh produk murahabah.

Dalam hal ini, kata Hendiarto, Indonesia masih belum menerapkan seluruh produk jasa yang ditawarkan bank syariah dunia.  Kedua, masih ada perbedaan persepsi dalam penerapan syariah dibanding dengan international community. Ketiga, masih ada isu terkait perpajakan.

“Saat ini sedang dalam proses tax neutrality, namun sedang diupayakan untuk mengajukan usulan tax incentive,” jelasnya.

Ia menyontohkan, pesatnya perkembangan sistem syariah di Malaysia karena didukung oleh kebijakan pemerintah. Bahkan trend syariah sudah masuk dalam zona pertumbuhan cepat di Malaysia.

Namun begitu, pihaknya optimistis Indonesia juga akan mengalami perkembangan pesat dalam dunia bank syariah. Menurut International Monetary Fund (IMF), pada 2011 perbankan syariah Indonesia akan mengalami kemajuan pesat.

“Menurut IMF. Indonesia akan menjadi satu-satunya negara berkembang yang maju dalam perkembangan bank syariahnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Firmanzah, mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan perbankan syariah. Sistem ini diniliai sebagai alternatif perbankan yang perlu dikelola lebih serius.

“Selama ini pusat ekonomi perbankan syariah kawasan Asia Tenggara ada di Malaysia dan Singapura. Indonesia juga memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi perbankan syariah juga,” ucapnya.

Perkembangan yang cukup pesat ini, sambungnya, harus diimbangi dengan pertumbuhan sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, ia menambahkan, SDM di bidang perbankan syariah dinilai kurang.

Untuk itu, pihaknya akan menunjang persediaan SDM tersebut dengan bidang ilmu kekhususan dalam perbankan syariah. Bidang keilmuan itu, tambahnya, akan disediakan pada program strata satu (S1) dan pasca sarjana di Fakultas Ekonomi UI. “Rencananya untuk program kedoktoran (S3) juga akan ada disiplin ilmu perbankan syariah,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement